Suara.com - Peristiwa mahasiswi ditolak pemilik indekos karena beda agama ini diceritakan oleh Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia (UI) Tamrin Tomagola.
Melalui kicauan yang diunggah ke Twitter @tamrintomagola, Rabu (27/11/2019), Tamrin menceritakan bahwa putri temannya kesusahan mencari indekos setelah diterima di Universitas Brawijaya Malang. Ia pun meminta bantuan untuk mencari kost.
"Dear teman-teman yang ada di Malang, bisakah tolong bantu carikan tempat kost buat puteri teman saya yang beragama Katholik yang keterima di Universitas Brawijaya Malang," tutur Tamrin.
"Tempat-tempat kost yang sudah disambanginya menolak menerima puteri teman saya ini dengan alasan: hanya menerima Muslimah!" imbuhnya.
Baca Juga: Perkara Makanan Halal di SEA Games 2019, Kemenpora Minta Cabor Lebih Teliti
Cerita mahasiswi yang bingung mencari kos ini mendapatkan banyak respons dari warganet. Ada lebih dari seribu warganet yang memberikan like dan retweet di sana.
Bahkan beberapa warganet juga menawarkan kos-kosan yang tidak membeda-bedakan agama.
Mengetahui cerita dari Sosiolog UI itu, putri pertama Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid ikut memberikan pendapatnya.
Menurutnya kos-kosan yang hanya mau menerima orang dengan agama yang sama adalah hasil eksklusivisme agama.
"Twit pak Tamrin Tomagola soal kos-kosan khusus 1 agama adalah hasil ideologi eksklusivisme agama. Hanya mau berkumpul sesama agama, demi rasa nyaman. Bukan hanya soal kos, tapi di segala ruang. Ini riil. Jadi apa yg bisa (bukan harus) kita lakukan, twips?" tulis Alissa Wahid dalam kicauan di Twitter, Kamis (28/11/2019).
Baca Juga: Penyakit Diare Bisa Menjadi Kronis, Ketahui Gejala dan Penyebabnya
Ketika ada warganet yang tidak percaya dengan kejadian tersebut, Alissa Wahid menjelaskan bahwa eksklusivisme agama saat ini telah nyata terjadi.