Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menganggap Jakarta seperti kampung jika dibandingkan dengan Shanghai. Sindiran itu sudah dijawab oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Anies menilai hal itu hanya masalah transformasi. Tetapi, fraksi PDI Perjuangan DPRD Jakarta menilai transformasi kota Jakarta berjalan lamban tiap tahunnya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jakarta Gembong Warsono mengatakan penyebabnya karena Anies tidak mau melanjutkan program Gubernur pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Pak Ahok sudah membuat pondasi pembangunan Jakarta, tapi pondasi yang sudah dibangun kan tidak dilanjutkan oleh Pak Anies, yang jadi persoalan kan di situ," jelasnya.
Baca Juga: Dukung Wisata Halal Jakarta, Bank DKI Siapkan Produk Syariah
Akibatnya, kata Gembong, transformasi kota berjalan lamban. Bahkan, jika program Gubernur baru tidak berkesinambungan dengan Gubernur sebelumnya, maka Jakarta hanya akan jalan di tempat.
"Jadi enggak ada kesinambungan antara pemerintah yang satu dengan yang lainnya. Jadi mesti dari nol lagi, nol lagi kan," jelasnya.
Gembong mencontohkan program yang ditinggalkan Anies padahal sudah dibuat Ahok adalah penanganan banjir. Cara Anies yang berbeda membuat Pemprov DKI Jakarta harus kembali membuat program baru tiap tahunnya.
"Makanya tugas kita yang paling pertama adalah bagaimana membuat program dalam rangka untuk mengentaskan persoalan itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyindir Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Tito menyebut Jakarta seperti kampung bila dibandingkan dengan dua kota besar di China, yakni Shanghai dan Beijing.
Baca Juga: Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Bisa Dilalui Libur Natal dan Tahun Baru
Sindiran itu dilontarkan oleh Tito kepada Anies saat keduanya menghadiri Musyawarah Nasional IV Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Tito menyebut sekarang ini dua kota di China itu lebih maju dari Jakarta.