Suara.com - Wakil Presiden Maruf Amin menyebut radikalisasi sempat terindikasi muncul dalam materi pelajaran di sekolah. Hal tersebut tentu akan diwaspadai karena menjadi salah satu cara menyebarkan radikalisme.
Maruf mengemukakan, radikalisasi ialah cara mentransfer radikalisme. Salah satu indikasi yang diketahuinya, yakni masuknya ajaran-ajaran radikalisme melalui radikalisasi dalam materi ajar bagi siswa di sekolah.
"Pesan (radikalisasi) tersebut dapat lolos masuk dalam materi bahan ajar di sekolah," kata Maruf saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Malang (Unisma), Jawa Timur pada Rabu (27/11/2019).
Maruf kemudian menjelaskan, akibat adanya temuan indikasi tersebut Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menelusuri buku ajaran yang terindikasi mengandung radikalisme untuk kemudian melakukan perubahan.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf: Radikalisme adalah Penyakit yang Harus Diperangi Bersama
Lebih jauh, Maruf tidak menjelaskan sekolah mana saja yang masih menggunakan buku mata pelajaran mengandung unsur radikalisme tersebut. Akan tetapi, dia hanya menyebut, ajaran-ajaran radikalisme itu bukan hanya ada di sekolah dasar, namun ada di tingkat pendidikan dini.
"(Di tingkat) SD, bahkan juga di PAUD juga ada cara mengajarkannya. Bahkan ada pernah muncul di soal ujian, pernah muncul. Jadi itu kita waspadai," katanya.