Suara.com - Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengutarakan dana otonomi khusus yang mengalir ke Provinsi Papua dan Papua Barat tidak sebanding dengan kucuran anggaran pemerintah pusat ke DKI Jakarta. Dana otsus ke Papua dan papua Barat tak lebih dari Rp 6 triliun.
Sementara DKI Jakarta bisa dapat kucuran dana sampai Rp 80 triliun pertahun untuk membangun.
"Pusat bilang dana untuk Papua selama ini sudah sangat besar. Mari kita lihat, dana itu kalau dibandingkan dengan kebutuhan pembangunan tidak akan cukup," kata Gubernur di Teluk Wondama, Selasa.
Pada Rapat Kerja Forum Daerah Khusus Provinsi Papua Barat itu, Dominggus mengakui bahwa Papua dan Papua Barat mendapat aliran dana Otsus rutin sejak tahun 2001.
Baca Juga: Peluk yang Tak Sampai, Perlawanan dan Cinta Tapol Papua
"Padahal semua itu tidak cukup, karena wilayah Papua dan Papua Barat sangat luas dan tugas pembangunan kita masih sangat banyak. Di sisi lain, wilayah kita sangat sulit, masyarakat ada yang di gunung, kepulauan, lembah dan lain sebagainya," kata Gubernur.
Dominggus menyebutkan, DKI tidak dapat dana Otsus, namun setiap tahun anggaran kucuran pusat bisa mencapai Rp80 triliun.
Menurutnya, DKI sudah jauh lebih maju dibandingkan Papua dan Papua Barat. Seluruh fasilitas sudah terpenuhi, tapi pusat masih melakukan intervensi anggaran yang luar biasa.
"Dalam pembangunan jalan, permukiman hingga rehabilitasi tempat kumuh kementerian lembaga ikut bangun," katanya.
Dominggus mengutarakan, tahun 2020 dana Otsus yang diterima Papua Barat Rp4,3 triliun dan dana infrastruktur Otsus Rp1,6 triliun. Kendati meningkat, anggaran tersebut belum mampu membiayai seluruh pembangunan.
Baca Juga: Mahfud Respons Positif Langkah Dialogis Tim Pansus Selesaikan Kasus Papua
Menurutnya, total dana Otsus yang diterima Papua Barat sejak 2008 hingga 2019 belum bisa menandingi satu tahun anggaran dana yang diberikan pusat kepada DKI.