Kritik soal Stafsus Jokowi Dianggap Hiburan, Fadli Zon Balas Cibiran Istana

Senin, 25 November 2019 | 19:25 WIB
Kritik soal Stafsus Jokowi Dianggap Hiburan, Fadli Zon Balas Cibiran Istana
Fadli Zon. (Suara.com/Ria Rizky)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum partai Gerindra Fadli Zon langsung membalas tanggapan Istana soal Staf Khusus Presiden Jokowi yang berasal dari kalangan milenial. Awalnya Fadli Zon menyebut stafsus milenial ini sekadar pajangan.

“Cuma lipstik, pajangan sajalah itu. Kita mau melihat kinerja orang pada kapasitas kapabilitas, tidak melihat umur, harusnya," kata Fadli Zon Sabtu (23/11/2019).

Kemudian Sekretaris Kabinet Pramono Anung memberi tanggapan atas pernyataan Fadli Zon tersebut.

Ia menganggap pernyataan Anggota Komisi I DPR itu merupakan sebuah hiburan dari Senayan kepada Istana.

Baca Juga: Mendagri Tito: Pemerintah Perlu Ambil Langkah Sikapi Ormas Intoleran

"Terus terang kami kangen kalau Pak Fadli (Fadli Zon) enggak bilang itu. Jadi kami anggap saja itu hiburan dari Senayan (DPR) untuk Pak presiden dan buat kami semua, dari Pak Fadli," ujar Pramono di kantornya, Senin (25/11/2019).

Mengetahui tanggapan Istana yang menyebut kritiknya hanya sebagai hiburan, Fadli Zon langsung memberikan balasan.

Melalui kicauan di Twitter yang diunggah pada Senin (25/11/2019), Fadli Zon berpendapat para milenial pilihan Jokowi ini adalah orang terbaik, sehingga seharusnya tidak hanya menjadi staf.

"Untung gak saya bilang dagelan. Kalau serius, jadikanlah orang-orang terbaik di posisi decision makers, bukan staf," tulis @fadlizon.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum partai Gerindra Fadli Zon menyindir staf khusus Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berasal dari kalangan milenial.

Baca Juga: Kesaksian Eks Dirkeu AP II Andra Y Agussalam di Sidang Suap Proyek BHS

Menurutnya, seharusnya staf yang baik dinilai dari kemampuannya dalam bekerja, bukan umur.

Selain itu, ia menganggap pembentukan staf khusus milenial hingga penambahan wakil menteri bertentangan dengan ungkapan Jokowi yang ingin merampingkan birokrasi. Ia menyebut Jokowi kerap kali melanggar ucapannya sendiri.

"Ya itulah pak Jokowi memang konsisten dengan inkonsistensinya. Apa yang diomongkan kadang-kadang beda dengan yang dilakukan," jelasnya.

Karena itu ia menyebut seharusnya Jokowi bisa memilih orang-orang yang tepat untuk membantunya. Jokowi harus memperhatikan beberapa aspek penting dalam mempekerjakan seseorang.

"Cari orang yang punya kapasitas, kapabilitas, integeritas dan tepat. Atau right man atau right woman in the right place," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI