Suara.com - Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid mempertanyakan soal kapasitas, integritas dan kompetensi dari seorang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. Pasalnya, ia tidak pernah melihat itu sebelumnya dari sosok Ahok.
Kholid mengatakan bahwa selama ini nama Ahok hanya didengukan tanpa diketahui kemampuannya di bidang energi. Padahal menurutnya orang-orang yang berada di barisan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mestinya harus sudah memiliki kompetensi di bidangnya.
"Dia punya kompetensi itu enggak? Kenapa kita tidak lebih fokus berbicara substansi, record, dan sebagainya? Kenapa kita hanya lebih fokus kepada masalah remeh temeh?" kata Kholid saat ditemui di kawasan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019).
"Dia enggak punya record dalam sisi energi, bagaimana membuat energy security kita. Krisis energi di depan mata dan sebagainya?" sambungnya.
Baca Juga: Tolak Ahok Pimpin BUMN, Fadli Zon: Hebat Apa Ahok di Pertamina?
Apalagi ia sangat ingat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang ingin membuat perusahaan-perusahaan BUMN sekelas internasional. Tentu karena itu, Kholid menilai seharusnya orang-orang yang mengisi jajaran petinggi di BUMN pun harus memiliki prinsip-prinsip yang baik.
Salah satu contoh ialah soal keterlibatan Ahok sebagai kader PDI Perjuangan. Kalau Ahok tidak melepas jaket kepartaiannya, menurut Kholid justru akan rentan terjadinya konflik kepentingan. Padahal selama ini pemerintah berusaha untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance.
"Maka tidak boleh ada pejabat-pejabat atau pimpinan BUMN itu yang memiliki conflict of interest. Itu sudah menjadi sebuah aksiomatik, harusnya sudah paham," pungkasnya.