Suara.com - Wakil Presiden Maruf Amin menjadi pusat komando seluruh kementerian untuk memberantas radikalisme dan terorisme di Indonesia. Salah satu yang diantisipasi ke depannya ialah radikalisme sekuler.
Ma'ruf mengatakan penanggulangan terorisme di Indonesia harus menyeluruh dari hulu ke hilir dan menyangkut seluruh aspek.
"Nanti penyelesaiannya ketika menghadapi deradikalisasi, di samping bagaimana kita melemahkan argumen-argumen, pandangan-pandangan teroris radikalis itu, juga harus dilakukan pembinaan dan pengelolaan," jelas Maruf di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2019).
"Tak hanya dari segi pemahaman tapi juga ekonomi. Jadi menyangkut masalah ekonomi," sambungnya.
Baca Juga: Soal Penangkapan Terduga Teroris di Gunungkidul, Sultan HB X Beri Komentar
Selain itu, Ma'ruf juga memastikan kalau pihaknya akan mengantisipasi dengan adanya radikalisme sekuler. Maksud dari radikalisme sekuler adalah paham-paham anti agama dan bertujuan ingin menjauhkan agama dari kehidupan beragama dan berbangsa.
"Itu tentu termasuk paham yang radikal, sekuler. Yang tentu perlu kita antisipasi," ujarnya.
"Kalau itu muncul, juga menimbulkan terjadinya konflik karena adanya phobia agama, phobia Islam, dan phobia yang lain," tandasnya.
Sebelumnya Maruf pernah melangsungkan rapat terbatas bersama sejumlah kementerian yang berada di bawah komando Kemenko Polhukam. Akan tetapi dikarenakan kini semua kementerian ikut terlibat, maka diputuskan kalau Maruf menjadi komando dari pemberantasan radikalisme dan terorisme.
Baca Juga: Ruqayyah, Istri Terpidana Teroris Umar Patek Resmi Jadi WNI