Suara.com - Insiden penembakan jurnalis Palestina Muath Amarneh oleh pasukan Israel memantik kemarahan khalayak dunia. Aksi solidaritas pun digaungkan untuk mendukung Amarneh melalui media sosial.
Muath Amarneh menjadi korban penembakan tentara Israel saat meliput demonstrasi di Kampung Surif, Tepi Barat, Jumat (17/11/2019).
Dari video yang beredar di media sosial, Amarneh dibawa oleh rekan jurnalis lainnya dalam kondisi mata kirinya berdarah.
Disadur dari laman Aljazeera, Selasa (20/11/2019), saat kejadian ia mengaku berada dalam jarak yang cukup jauh dari para demonstran.
Baca Juga: Kopilot Wings Air Bunuh Diri, Diduga Karena Dipecat dan Kena Penalti Rp 7 M
"Setelah bentrokan dimulai, saya berdiri di samping mengenakan jaket antipeluru dengan kartu pers dan helm," ungkapnya kepada AFP.
Namun beberapa saat kemudian, Amarneh merasakan hal aneh pada mata kanannya.
"Tiba-tiba saya merasakan sesuatu mengenai mata. Saya pikir itu adalah peluru karet atau batu. Saya meletakkan tangan saya di depan mata dan tidak menemukan apa-apa," imbuhnya.
Ia menambahkan, "Aku tidak bisa melihat dan mataku benar-benar hilang".
Semenjak saat itu, Amarneh mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Hadassah, Yerusssalem.
Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Khotbah di KPK, Agus: Kami Sebenarnya Sudah Cegah
Dokter memberi tahu Amarneh, ada sepotong logam berukuran dua sentimeter yang menembus matanya dan bersarang di dekat otak.