DPR: Polisi Jangan Identikkan Berkuda dan Memanah dengan Kegiatan Teroris

Rabu, 20 November 2019 | 16:32 WIB
DPR: Polisi Jangan Identikkan Berkuda dan Memanah dengan Kegiatan Teroris
Rapat kerja Komisi III bersama dengan Kapolri Jenderal Idham Azis beserta seluruh Kapolda seluruh Indonesia. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi III Fraksi PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengapresiasi langkah Polda Sumatra Utara yang dengan sigap meringkus pulihan terduga teroris pasca bom bunuh diri di Polresabes Medan. Namun Aboe Bakar menyarankan kepolisian daerah tersebut tidak menggunakan narasi-narasi yang dinilai sensitif.

Terutama yakni soal pernyataan mengenai adanya terduga teroris yang melakukan olahraga memanah dan berkuda. Aboe Bakar meminta narasi memanah dan berkuda yang notabenenya memang merupakan sebuah olahraga, tidak digeneralisasi bahwa perilaku tersebut merupakan sebuah ciri-ciri seorang terduga teroris.

Permintaan itu disampaikan Aboe Bakar dalam rapat kerja Komisi III bersama dengan Kapolri Jenderal Idham Azis beserta seluruh Kapolda seluruh Indonesia.

“Saya denger infonya pasca kejadian tersebut 71 orang ditangkap dugaan teroris. Namun saya sarankan Pak Kapolda jangan berlebihan lah. Jangan cuma gara-gara latihan memanah dan berkuda, jangan lah gara-gara memanah, berkuda semua orang itu disebut teroris. Kasihan,” kata Aboe Bakar di Ruang Rapat Komisi III DPR, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Baca Juga: Depan Kapolri, Politisi PDIP Minta Anggota Polisi Berperut Langsing

Aboe Bakar menuturkan, polisi harus mengetahui bahwa memanah dan berkuda merupakan suatu olahraga peninggalam nenek moyang dan tidak identik sama sekali dengan teroris.

“Jadi maksud saya, jangan digeneralisasi, globalisasasi bahwa sesungguhnya olahraga berkuda dan memanah itu bagian dari leluhur kita,” ujar Aboe Bakar.

“Jadi jangan ada statemen mengatakan, dari jajaran bapak, bukan bapak mengatakan kalau olahraga itu bagian daripada teman-temannya teroris. Jadi was-was olahraga orang-orang kita,” sambungnya.

Sebelumnya, polisi menemukan fakta baru terkait kasus bom bunuh diri yang dilakukan pemuda bernama Rabbial Muslim Nasutiondi Markas Polrestabes Medan, beberapa waktu lalu. Fakta baru itu ditemukan polisi setelah menetapkan 23 orang sebagai tersangka lantaran dianggap terlibat dalam kasus bom bunuh diri tersebut.

Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto menyatakan bahwa para tersangka sempat melakukan persiapan dan latihan di Tanah Karo, Sumatra Utara.

Baca Juga: Paparkan soal Teror Air Keras Novel di DPR, Kapolri Ungkit Kasus Akseyna

"Karena dari racikan bahan peledak dan temuan bahan-bahan yang kami temukan di beberapa TKP. Kemudian mereka juga ada senpi rakitan, senjata tajam, panah, kemudian senapan angin. Dan sebelumnya mereka ada latihan juga, latihan di daerah Tanah Karo, artinya mereka memang berlatih," katanya di RS Bhayangkara Medan, Senin (18/11/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI