"Limbah plastik adalah masalah polusi kimia beracun yang serius,” ujar Yuyun Ismawati, salah satu pendiri dan penasihat senior Nexus3, lembaga swadaya yang bergerak di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. "Hasil kami ini harus dapat membunyikan bel alarm pada setiap komunitas yang berusaha menangani tsunami sampah plastik," ujar Yuyun.
Ia menambahkan bahwa negara-negara di belahan bumi utara harus berhenti memperlakukan negara di belahan bumi selatan seperti tempat sampah.
Risiko Bagi Manusia
Sejumlah penelitian telah mengaitkan bahan kimia yang ditemukan dalam telur-telur ini dengan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Berbagai penyakit serius pada manusia, seperti penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes, dan endometriosis ada kaitannya dengan paparan dioksin.
Baca Juga: Komisi VII Terus Soroti Sampah Plastik di Indonesia
Selain itu, bahan kimia tahan api, SCCP dan PBDEs mengganggu fungsi endokrin dan secara negatif mempengaruhi kesehatan reproduksi. PFOS menyebabkan kerusakan sistem reproduksi dan kekebalan tubuh.
"Temuan-temuan ini menggambarkan bahaya plastik bagi kesehatan manusia dan harus menggerakkan para pembuat kebijakan untuk melarang pembakaran sampah plastik, mengatasi kontaminasi lingkungan, dan secara ketat mengontrol impor," ujar Lee Bell, rekan penulis laporan yang juga adalah penasihat IPEN.
"Jelas dari penelitian ini bahwa polusi plastik membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, tidak hanya dari banjir sampah plastik yang terlihat, tetapi dari kontaminan kimia yang tak terlihat dalam plastik dan terbentuk ketika membakar plastik."
Skrap plastik memasuki Indonesia lewat impor bahan daur ulang, termasuk dalam impor sisa kertas. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah skrap plastik di dalam bundel kertas daur ulang yang diimpor ke Indonesia melonjak dari 2-10 persen menjadi 60-70 persen.
Bangun dan Tropodo hanyalah sebagian kecil desa-desa yang terkena dampak limpahan sampah plastik karena desa ini terletak di dekat perusahaan kertas. Mereka menerima lebih dari 50 ton plastik dengan kualitas rendah setiap harinya.
Baca Juga: Indonesia Kirim Balik 9 Kontainer Sampah Plastik ke Australia
Sumber: DW Indonesia