Suara.com - Tokoh masyarakat Papua, Christ Wamea mengomentari penyelenggaraan acara selawat nabi Muhammad SAW di Vihara Dhamma Mitra Arama, Malang. Acara itu berlangsung pada Sabtu (16/11/2019).
Melalui kicauan yang diunggah ke akun Twitter @ChristWamea, Selasa (19/11/2019), Christ Wamea menyebut acara Maulid Nabi di vihara ini bukan sebuah toleransi.
Menurut pendapat Christ Wamea, toleransi itu dilakukan dengan tidak mencampur aduk keyakinan.
"Agama adalah sebuah kepercayaan dan keyakinan yang harus dijalani oleh pemeluknya. Toleransi itu saling menghargai dalam menjalankan keyakinan masing-masing bukan mencampuradukan keyakinan," tulis Christ Wamea di Twitter.
Baca Juga: Jabat Kabaharkam, Kata Firli Bahuri soal Posisinya jadi Ketua KPK Terpilih
Christ menilai acara Maulid Nabi yang diadakan di Vihara ini mencampur aduk keyakinan.
"Kalau seperti ini bukan toleransi tapi mencampuradukan ibadah," ucapnya.
Sebelumnya, dikutip Suara dari partner beritajatim.com, Komunitas Gubuk Tulis menggelar selawat nabi Muhammad SAW di Vihara Dhamma Mitra Arama, Jalan Soekarno-Hatta, Malang, pada Sabtu malam (16/11/2019). Selawat Nabi dilakukan karena bertepatan dengan maulid nabi dan hari toleransi internasional.
Ketua panitia sekolah literasi 3 Gubuk Tulis, Moh Yajid Fauzi mengatakan peringatan maulid nabi dan Hari Toleransi Internasional bagian dari kegiatan sekolah literasi. Dimana para peserta selain berselawat juga diajak menulis, berdiskusi dan membedah buku Muhammadku Sayangku karya Edi AH Iyubenu.
Fauzi mengatakan, sekolah literasi dan selawat nabi sengaja dilakukan di Vihara Dhamma Mitra Arama sebagai wujud kebersamaan umat beragama di Indonesia. Menurutnya, toleransi antar umat beragama membuat Indonesia rukun dan hidup berdampingan. Apalagi pihak Vihara sangat terbuka dengan kegiatan umat islam di Malang.
Baca Juga: Dilantik Jadi Kabarhakam, Firli Siap Amankan Pilkada di 270 Daerah
“Kita ingin tunjukan hidup toleransi saling berdampingan tidak saling berjauhan. Karena Indonesia negara majemuk. Kita berbeda-beda tapi agama kita itu saling menjaga bukan untuk memusuhi. Semangatnya adalah mari kita jaga keberagaman karena kita hidup di pelangi kebhinekaan,” tandasnya.