Suara.com - Wakil Ketua DPRD Jakarta dari fraksi Gerindra, Mohamad Taufik, meminta jajaran Bank DKI untuk melakukan evaluasi pasca belasan anggota Satpol PP DKI Jakarta membobol dana Bank DKI dari ATM.
"Saya sudah dengar kabar kalau Bank DKI dibobol. Ini tidak bisa didiamkan begitu saja. Harus ada evaluasi menyeluruh terutama ditingkat manajemen Bank DKI," ujar Taufik di Gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2019).
Taufik mengatakan kejadian ini membuat bank DKI mengalami kerugian dan bakal berdampak pada kepercayaan masyarakat. Terlebih lagi bank DKI adalah tempat penyimpanan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jakarta setiap tahunnya.
"Sistem perbankan ini harus dievaluasi. Saya yakin, Dirut bank DKI baru punya visi besar. Apalagi, Bank DKI dipercaya mengelola dan menyimpan anggaran DKI hingga Rp 80 triliun per tahun. Dalam lima tahun, putaran uang bank DKI bisa Rp 400 triliun," jelasnya.
Baca Juga: DPRD Akan Coret Anggaran Lem Aibon Rp 82 M, Taufik: Beli Buat Apa, Ngelem?
Selain itu, Taufik juga menduga ada pihak petugas bank DKI yang juga terlibat dalam hal ini. Karena itu ia ingin bank DKI menyisir sistem beserta pegawainya.
"Soal bobol itu pasti ada kerja sama dengan orang dalam Bank DKI-nya, makanya saya dorong agar ini diproses hukum setuntas-tuntasnya. Supaya nasabah tidak ragu," tutur Taufik.
Politikus Partai Gerindra itu menyarankan pada jajaran Bank DKI untuk memproses hukung pegawai jika nantinya terlibat dalam kasus ini. Diketahui, anggota Satpol PP itu menguras isi bank DKI hingga Rp 32 miliar.
"Periksa semua orang itu. Tangkap. Kalau Bank DKI merasa dirugikan, laporkan. Di internal juga ditelusuri. Dirut Bank DKI harus tegas memproses hukum oknum itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Satpol PP DKI, Arifin mengatakan yang dilakukan anak buahnya bukan seperti isu yang berkembang seperti pencurian atau penggelapan uang. Ia menyebut yang dilakukan anak buahnya adalah mengambil uang di mesin ATM seperti biasa.
Baca Juga: M Taufik Pastikan Sandiaga Uno Tak akan Kembali Jadi Wagub DKI
Awalnya, petugas yang tidak disebutkan namanya itu mengambil uang di ATM, namun salah pin. Setelah pinnya benar, ia mengambil sejumlah uang, tapi saldonya tidak berkurang.
Mengetahui hal itu, petugas itu lantas mencoba mengambil uang lagi. Hasilnya tetap sama, saldonya tak berkurang dan terus mengambil lagi.
"Pertama ambil uang tapi saldo tidak berkurang. Lalu dia coba lagi. Dia orang pasti punya keingintahuan. Ada semacam penasaran maka dia coba lagi," ujar Arifin saat dihubungi, Senin (18/11/2019).