Sukmawati kemudian meminta mahasiwa lain untuk berdiri dan menjawab pertanyaan yang ia lontarkan.
"Coba siapa lagi yang mau jawab, ini anak-anak muda coba kamu berdiri. Ini adik dari Irian ya, coba berdiri, coba jawab pertanyaan ibu. Di awal abad 20 ibu ulang lagi, siapa yang berjuang untuk kemerdekaan apakah Nabi yang mulia Nabi Muhammad atau insinyur Soekarno?" tanya Sukmawati.
Seorang mahasiwa asal Papua kemudian berdiri dan menjawab pertanyaan. Mahasiswa tersebut justru menjawab Presiden Soeharto.
"Baik terima kasih atas kesempatannya. Kalau menurut saya pak Soeharto," kata mahasiswa tersebut yang disambut gelak tawa.
Baca Juga: Terkait Kasus Sukmawati, Polisi: Pelapor Lihat Langsung di Google
Sukmawati yang mendengar pernyataan mahasiswa asal Papua langsung membalas salam merdeka.
"Merdeka sekian terima kasih. Jadi begini saudara-saudara. Memangnya kita nggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern? Apakah hanya selalu yang menjadi suri teladan itu hanya Nabi-nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, yang makin ada, ada revolusi industri," kata Sukmawati.
"Apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, nggak boleh menghargai seperti Thomas Alva Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia. Saya kira itu suatu pemikiran yang nggak bener kalau nggak boleh menghargai menghormati mereka-mereka yang berbudi mulia, betul? Sekian terima kasih karena waktunya sudah sekian. Merdeka," sambungnya.
Salah satu pelapor Sukmawati yakni seorang advokat bernama Ratih Puspa Nusanti yang merupakan salah satu anggota Koordinator Bela Islam (Korlabi).
Sekretaris Jenderal Korlabi Habib Novel Bamukmin mengatakan dirinya mendampingi Ratih melaporkan Sukmawati.
Baca Juga: Sukmawati Resmi Dilaporkan Polisi, Bandingkan Bung Karno dan Nabi Muhammad
"Bukan saya yang melaporkan , saya dan kawan -kawan di Korlabi hanya mendampingi ibu Ratih atas pribadi beliau," ujar Novel saat dikonfirmasi Suara.com, Sabtu (16/11/2019).