Sejak Morales menjadi presiden tahun 2006, harga komoditas yang tinggi sukses meningkatkan penghasilan ekspor Bolivia hingga 9 kali lipat. Alhasil, cadangan kekayaan Bolivia di luar negeri naik sampai USD 15,5 miliar.
Pertumbuhan perekonomian Bolivia juga selalu naik 5 persen setiap tahun. Karenanya, seperti data yang dilansir Bank Dunia, Morales juga sukses melepaskan setengah juta warga Bolivia dari jerat kemiskinan karena pendapatan bruto nasional per kapita naik dari USD 1.000 ke USD 2.550 pada tahun 2013.
Sementara berdasarkan laporan PBB, Bolivia setelah Morales berkuasa menjadi negara di Amerikat Latin dengan angka pengurangan kemiskinan terbesar, yakni 32,2 persen yang tercatatkan padap periode 2000 – 2012.
Tahun 2009, Morales berhasil mengubah konstitusi Bolivia sehingga seluruh sumber daya alam secara resmi diakui milik rakyat. Konstitusi itu pula yang membatasi pihak swasta hanya boleh memiliki lahan maksimal 5.000 hektare.
Tak hanya itu, posisi Morales sebagai presiden juga semakin kukuh karena berhasil menasionalisasi beragam industri sumer daya gas serta mineral, membangun infrastruktur, serta subsidi pendidikan dan jaminan sosial.
“Namun, kemajuan ekonomi tersebut bukan tanpa biaya (negatif). Tingkat deforestasi di Bolivia melonjak,” tulis Elise Swain di The Intercept.
Secara politis, Morales juga dikukuhkan sebagai salah satu musuh AS di Amerika Latin. Ia gemar mengkritik imperialisme dan kapitalisme AS.
“Aku akan menjadi mimpi buruk bagi imperalis AS,” tegas Morales dalam pidato setelah kali pertama menjadi presiden, 2006.
Dua tahun kemudian, 2008, Morales mengusir Badan Pemberatasan Narkoba AS dari Bolivia. Ia juga mengusir Badan Pengembangan Internasional AS karena turut campur urusan dalam negeri.
Baca Juga: Dihujani Protes, Presiden Bolivia Evo Morales Mengundurkan Diri
Antropolog Bolivia Bret Gustafson mengatakan kepada The Intercept, Morales dihabisi secara politik oleh kaum oposan sayap kanan.