Kelompok paramiliter sayap kanan melakukan represi terhadap kaum asli dan petani Bolivia yang berdemonstrasi menentang Anez.
Tak hanya itu, paramiliter sayap kanan dan polisi juga melakukan persekusi di sentra-sentra perumahan kaum miskin. Bahkan, rumah saudara perempuan Morales, dibakar.
Wali Kota Vinto, Patricia Arce—perempuan—ditangkap dan diseret di jalanan tanpa alas kaki oleh kelompok paramiliter neo Fasis.
Massa lantas menyiram tubuh Patricia memakai cat merah—warna kelompok sayap kanan Bolivia—dan mencukur rambutnya.
Baca Juga: Dihujani Protes, Presiden Bolivia Evo Morales Mengundurkan Diri
Patricia lantas diselamatkan oleh demonstran pro-Morales. Namun, balai kota Vinto dibakar oleh massa sayap kanan.
Sementara itu, patroli polisi dan militer telah mengambil alih jalan-jalan di La Paz, mendirikan barikade untuk memblokir demonstran pro-Morales yang berbaris ke kota. Pendukung Morales adalah kaum asli dan petani yang beada di desa-desa.
Sedangkan di media-media sosial, viral video polisi Bolivia melepaskan bendera Wiphala—simbol keberagaman dan warga asli—dari emblem seragam mereka.
Video polisi berdiri bersama gerombolan sayap kanan bersenjata di gedung-gedung publik juga viral di media sosial.
Penyebab Kudeta
Baca Juga: Buntut Pilpres, Wali Kota di Bolivia Dianiaya Demonstran
Awal kudeta terhadap Morales itu dipicu oleh sayap kanan Bolivia yang kalah dalam pemilihan 20 Oktober 2019.