Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Sabtu (16/11/2019) ini telah mendeteksi 150 gempa susulan di Laut Maluku. Gempa tersebut tercatat setelah gempa bermagnitudo 7,1 mengguncang wilayah Maluku Utara pada Kamis (14/11) malam.
Berdasarkan keterangan tertulis BMKG, delapan dari 150 gempa susulan tersebut getarannya dirasakan oleh warga.
"Dari 150 gempa susulan yang terjadi di Laut Maluku, ada 68 gempa bumi dengan magnitudo 4, sebanyak 69 gempa bumi dengan magnitudo 4 sampai 5, dan 14 gempa bermagnitudo di atas 5," tulis di dalam rilis tersebut.
Sementara gempa bumi terkini terjadi pukul 06.44 WIB di utara Laut Maluku dengan magnitudo 5.
Baca Juga: LIPI Beberkan Fenomena Tanah Merayap di Maluku
Gempa yang tak berpotensi menimbulkan tsunami itu pusatnya berada pada kedalaman 10 km di 1.59 Lintang Utara, 126.45 Bujur Timur, 127 km barat laut Jailolo Maluku Utara, 129 km barat laut Halmahera Barat, dan 135 km Ternate.
Diketahui, pada Kamis (14/11) pukul 23.17 WIB gempa dengan magnitudo 7,1 terjadi di 134 km barat laut Jailolo pada kedalaman 73 km. BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami terkait gempa itu dan mencabutnya pukul 01.45 WIB pada Jumat (15/11).
Hasil monitoring muka air laut menunjukkan tsunami kecil terjadi di Ternate setinggi enam cm pukul 23.43 WIB, di Jailolo setinggi sembilan cm pukul 23.43 WIB, dan di Bitung setinggi 10 cm pada Jumat (15/11) pukul 00.08 WIB.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) gempa di Maluku Utara menyebabkan 36 bangunan rusak ringan. Gempa juga menyebabkan kerusakan tiga bangunan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
BNPB juga mencatat tiga orang di Maluku mengalami luka ringan karena tertimpa batu bata dari dinding rumah yang rusak akibat guncangan gempa. (Antara)
Baca Juga: Terbuat dari Singkong Beracun, Begini Uniknya Kuliner Enbal Khas Maluku