Wapres Maruf Prihatin Anak TK Disuruh Bawa Poster Tokoh-tokoh Radikal

Jum'at, 15 November 2019 | 16:04 WIB
Wapres Maruf Prihatin Anak TK Disuruh Bawa Poster Tokoh-tokoh Radikal
Wakil Presiden Maruf Amin. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Maruf Amin mengaku prihatin dengan penyebaran radikalisme karena sudah menyasar kepada anak-anak kecil.

Maruf mengatakan bahwa fenomena itu bukan hanya terjadi pada tingkatan Sekolah Dasar (SD). Namun, sudah menyasar kepada anak kecil yang bersekolah setingkat pendidikan anak usia dini (PAUD).

"Dari PAUD ini sudah mulai ada gejala, ya, dari taman Kanak-kanak seperti membawa poster-poster tokoh-tokoh, yang justru dia itu tokoh-tokoh radikal," kata Maruf di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019).

Ia pun meminta kepada pihak pengajar supaya tidak menyuruh anak-anak membawa poster-poster dengan wajah tokoh yang membawa senjata. Sebab, dia menilai secara tidak langsung anak-anak dipaksa untuk menyelami paham radikalisme.  

Baca Juga: Terkuak, Bomber Polrestabes Medan Terdoktrin Paham Radikalisme dari Istri

"Nah ini memberikan pengaruh-pengaruh sikap radikalisme," ujarnya.

Selain itu, narasi yang mesti dibangun antar masyarakat pun mesti baik. Bagaimana narasi yang diberikan semisal dari kalangan Islam atau non-Islam itu bernada kerukunan.

Menurut Maruf tidak perlu antar masyarakat itu malah menggunakan narasi yang memicu konflik.

"Narasi kalau bahasa agamanya tawadlu, tarahum, taawaun, tanassur, artinya tawadlu saling mencintai, mawaddah, kemudian tarahum itu saling menyayangi, kemudian taawun saling membantu, kemudian tanasur itu saling menolong," ujarnya.

Dengan begitu, narasi kerukunan malah membangun lingkungan di Indonesia menjadi lebih damai. Karena narasi yang berkembang itu lebih merujuk kepada kebaikan ketimbang menyulut emosi.

Baca Juga: Ada Masjid BUMN Terpapar Radikalisme, Ketua PBNU Minta Tanya ke Menag

"Oleh karena itu jangan membawa narasi narasi konflik ke Indonesia," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI