Survei Sebut Kepercayaan Rakyat ke Jokowi Menurun, Begini Respons Istana

Jum'at, 15 November 2019 | 12:59 WIB
Survei Sebut Kepercayaan Rakyat ke Jokowi Menurun, Begini Respons Istana
Presiden Joko Widodo. (Suara.com/Ummi HS).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi rilis Lembaga Survei Indonesia Denny JA yang menyebut turunnya kepercayaan masyarakat tentang kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasca pelaksanaan Pilpres 2019.

Moeldoko mengakui ada penurunan di bidang tertentu terhadap tingkat kepercayaan publik ke Jokowi. Namun, ia belum mengetahui secara jelas hasil survei tersebut.

"Mungkin ada bidang tertentu ya, enggak semuanya, ada bidang tertentu. Kalau enggak salah bidang hukum ya ada penurunan kalau enggak salah, tapi saya belum tahu persis," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/11/2019).

Mantan Panglima TNI menegaskan bahwa yang perlu dilihat yakni semangat Presiden Jokowi dalam memperbaiki kondisi saat ini.

Baca Juga: Jokowi Sidak RS di Lampung, Dapat Laporan Peserta BPJS Ditarik Duit

"Kita kan yang perlu dilihat adalah semangat Presiden untuk memperbaiki situasi kan. Lihat sendiri kan napasnya terus-terus, maraton, maksudnya apa, manfaatkan waktu situasi ini harus dioptimalkan," tandasnya.

Sebelumnya, LSI Denny JA mengungkapkan, dalam jajak pendapat yang mereka lakukan, kepercayaan terhadap Presiden Jokowi bekerja untuk rakyat menurun sekitar 6,3 persen pasca-Pilpres 2019.

Pada Juli 2018 sebelum pilpres, LSI Denny JA mencatat publik yang percaya presiden bekerja untuk kepentingan rakyat sebesar 81,5 persen. Sementara sebesar 14,2 persen menyatakan tidak percaya.

"Pada survei September 2019, mereka yang menyatakan cenderung percaya bahwa presiden bekerja untuk kepentingan rakyat mengalami penurunan. Sebesar 75,2 persen menyatakan percaya, dan sebesar 18,8 persen menyatakan tidak percaya," kata peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby saat jumpa pers di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019)

Adjie menjabarkan, penurunan ini disebabkan oleh empat faktor, di antaranya masifnya narasi negatif pada pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019, maraknya kasus korupsi, politik media sosial yang ekstrem, dan pembelahan politik di level akar rumput masyarakat.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Tol Trans Sumatera Sepanjang 189 Km Hari Ini

Survei ini dilakukan terhadap populasi pemilih nasional menggunakan 1200 responden di 34 propinsi, dengan metode wawancara langsung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI