Wagub Jabar : Hari Aksara Internasional Jadi Momentum Berantas Buta Huruf

Jum'at, 15 November 2019 | 07:57 WIB
Wagub Jabar : Hari Aksara Internasional Jadi Momentum Berantas Buta Huruf
Acara Puncak Peringatan Hari Aksara Internasional Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 di Halaman Pendopo, Kabupaten Garut, Kamis (14/11/2019). (Dok : Pemdaprov Jabar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Hari Aksara Internasional atau International Literacy Day menjadi momentum untuk mengingatkan masyarakat soal pentingnya membaca dan mendorong sejumlah pihak untuk memberantas buta huruf.

"Hari aksara mengingatkan kembali masyarakat agar melek huruf dan gemar membaca, membaca, dan membaca," katanya, saat menghadiri Acara Puncak Peringatan Hari Aksara Internasional Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 di Halaman Pendopo, Kabupaten Garut, Kamis (14/11/2019).

Menurut Uu, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar terus berupaya meningkatkan minat membaca masyarakat. Salah satunya dengan menghadirkan Kolecer (Kota Literasi Cerdas) dan Candil (Maca Dina Digital Library).

Kolecer sendiri sudah disebarkan ke-27 kabupaten/kota. Melalui inovasi, Kolecer bisa ditempatkan di mana saja.

Baca Juga: Partai Nasdem Lirik Anies hingga Ridwan Kamil untuk Pilpres 2019

Kalau di desa, Kolecer bisa ditempatkan di balai desa, sedangkan di perkotaan, Kolecer bisa hadir di trotoar atau taman.

Candil merupakan e-Library yang menyediakan lebih dari 500 judul e-Book. Jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya.

"Inilah inovasi memperkuat budaya literasi di Jawa Barat," ucap Uu.

Uu pun menyatakan, salah satu cara menghindari berita bohong atau hoaks dengan meningkatkan literasi.

"Dengan membaca, kita dapat ilmu, pengetahuan. Seseorang bisa sukses dengan banyak membaca, membaca itu penting," ucapnya.

Baca Juga: Ke Jepang, Ridwan Kamil Tawarkan Sejumlah Investasi di Jabar

Selain itu, kata Uu, Pemda Provinsi Jabar pun sedang memberantas buta huruf Alquran dengan menggagas sejumlah program, seperti Magrib Mengaji dan Satu Desa Satu Hafidz (Sadesa). Program itu juga diluncurkan untuk meningkatkan pengetahuan agama, khususnya generasi muda.

"Termasuk pemberantasan buta huruf Alquran dengan Maghrib mengaji, dan Sadesa, bekerja sama kiai, para ulama, dan ormas Islam. Pendidikan agama jangan ketinggalan, itu bagian dari pendidikan karakter," katanya.

"Jawa Barat di bawah 1 persen (angka buta huruf), tapi Jawa Barat penduduknya banyak hampir 50 juta jiwa, semoga angka ini terus menurun," ucap Uu melanjutkan.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD-Dikmas) Kemendikbud RI, Harris Iskandar mengatakan, Hari Aksara Internasional diperingati untuk memberantas buta huruf.

"Semua elemen bersepakat melakukan startegi dalam pemberantasan buta huruf," katanya.

"Sekarang hanya tinggal 1,93 persen. Pada dasarnya, umur 15- 59 tahun, persentase buta huruf sudah semakin sedikit," tambahnya.

Meski begitu, kata Harris, dalam Sustainable Development Goals atau SDG's, buta huruf harus diberantas pada 2030. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Mudah- mudahan 2030 sudah mendekati ke nol," katanya.

Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan bahwa peringatan Hari Aksara Internasional 2019 tingkat provinsi dengan tema "Ragam Budaya Lokal dan Literasi Masyarakat", yang dihadiri oleh 10.000 peserta dari 27 kabupaten/kota di Jabar.

Rudy pun menyatakan, Hari Aksara Internasional merupakan momentum untuk menyosialisasikan program percepatan pemberantasan buta huruf.

"Saya menyambut baik kegiatan Hari Aksara Internasional ke-54 ini karena ini sangat mendasar dan penting," katanya.

"Kita berharap bisa menjadikan Kabupaten Garut khususnya, serta Jabar pada umumnya semua bebas dari buta huruf, semuanya melek dengan huruf-huruf yang akan bisa mencerdaskan anak-anak kita," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI