"Termasuk pemberantasan buta huruf Alquran dengan Maghrib mengaji, dan Sadesa, bekerja sama kiai, para ulama, dan ormas Islam. Pendidikan agama jangan ketinggalan, itu bagian dari pendidikan karakter," katanya.
"Jawa Barat di bawah 1 persen (angka buta huruf), tapi Jawa Barat penduduknya banyak hampir 50 juta jiwa, semoga angka ini terus menurun," ucap Uu melanjutkan.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD-Dikmas) Kemendikbud RI, Harris Iskandar mengatakan, Hari Aksara Internasional diperingati untuk memberantas buta huruf.
"Semua elemen bersepakat melakukan startegi dalam pemberantasan buta huruf," katanya.
Baca Juga: Partai Nasdem Lirik Anies hingga Ridwan Kamil untuk Pilpres 2019
"Sekarang hanya tinggal 1,93 persen. Pada dasarnya, umur 15- 59 tahun, persentase buta huruf sudah semakin sedikit," tambahnya.
Meski begitu, kata Harris, dalam Sustainable Development Goals atau SDG's, buta huruf harus diberantas pada 2030. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Mudah- mudahan 2030 sudah mendekati ke nol," katanya.
Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan bahwa peringatan Hari Aksara Internasional 2019 tingkat provinsi dengan tema "Ragam Budaya Lokal dan Literasi Masyarakat", yang dihadiri oleh 10.000 peserta dari 27 kabupaten/kota di Jabar.
Rudy pun menyatakan, Hari Aksara Internasional merupakan momentum untuk menyosialisasikan program percepatan pemberantasan buta huruf.
Baca Juga: Ke Jepang, Ridwan Kamil Tawarkan Sejumlah Investasi di Jabar
"Saya menyambut baik kegiatan Hari Aksara Internasional ke-54 ini karena ini sangat mendasar dan penting," katanya.