Suara.com - Pasca gempa berkekuatan magnitudo 7,1 yang terjadi sekitar pukul 23.17 WIB, Warga Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara (Malut) panik.
Seorang tokoh masyarakat Tobelo Pendeta Jopi Soselissa mengatakan guncangan gempa membuat warga ibu kota Kabupaten Halmahera Utara tersebut kaget dari tidur dan berlarian keluar rumah karena takut bangunan roboh maupun gempa susulan.
"Guncangan gempa terasa cukup kuat sehingga lari keluar rumah karena takut gempa susulan maupun tsunami," ungkapnya saat dihubungi Antara dari Ambon pada Jumat (15/11/2019) dini hari .
Diakuinya, sebagian warga berusaha mengungsi ke kawasan yang lebih tinggi karena takut tsunami dengan adanya peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami, Walkot Bitung Minta Warga Tak Panik
"Kami mengikuti perkembangan gempa melalui aplikasi BMKG. Apalagi, saya mempunyai anak perempuan di Manado, Sulawesi Utara, yang telah menyampaikan dampak gempa Jailolo terasa guncangannya kuat di Manado," ujar Jopi.
Untuk diketahui, gempa yang terjadi pukul 01.17 WIT tersebut terjadi sekitar 137 kilometer Barat Laut Jailolo-Maluku Utara di kedalaman 73 kilometer.
Gempa tersebut dirasakan IV-V MMI di Kota Bitung, Kota Manado dan Ternate, II MMI di Buol, Sulawesi Tengah.
"Status ancaman tsunami untuk wilayah Sulawesi Utara adalah waspada," sebut Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Sulawesi Utara, Edward H Mengko.
Untuk status waspada, diperkirakan ketinggian air maksimum 0,5 meter, sementara status peringatan dini tsunami belum berakhir.
Baca Juga: Gempa Bermagnitudo 7,1 Terjadi di Laut Maluku, Berpotensi Tsunami