Suara.com - DKI Jakarta mulai memasuki musim hujan di pertengahan November. Selama musim itu, 10 Kecamatan di ibu kota disinyalir rawan pergeseran tanah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Subejo. 10 Kecamatan itu tersebar di wilayah Jakarta Timur dan Selatan. Pergeseran tanah ini, kata Subejo, bisa terjadi karena curah hujan yang tinggi.
Sebanyak 10 lokasi itu, kata Subejo, memiliki kontur tanah yang tinggi dengan rongga di bagian dalamnya. Karena itu tanahnya bisa bergeser ketika diguyur hujan.
"Ada beberapa wilayah berpotensi terjadi pergeseran tanah. Penyebabnya pertama curah hujan tinggi, biasanya di kontur tanah Tinggi itu rawan," ujar Subejo di Balai Kota DKI Jakarta pada Kamis (14/11/2019).
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, 7 Rumah di Bogor Amblas Tertimpa Longsor
Ia menyebutkan 10 wilayah yang terancam bencana pergeseran tanah di Jakarta Selatan adalah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Mampang Parpatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan.
"Sedangkan untuk wilayah Jakarta Timur ada dua kecamatan Kramat Jati dan Pasar Rebo," ujarnya.
Karena sudah memasuki musim penghujan, Subejo mengaku melakukan upaya jangka pendek. Ia meminta masyarakat yang tinggal di wilayah itu agar waspada selama lokasinya diguyur hujan deras.
Untuk antisipasi jangka panjangnya, kata Subejo, akan dilakukan mitigasi secara struktural yang melibatkan Dinas lainnya. Di antaranya seperti perluasan lokasi hijau hingga penanaman pohon.
"Yang dilakukan saat ini adalah, Antisipasi, ingatkan masyarakat yang tinggal di daerah ini agar waspada sambil Pemprov antisipasi lewat mitigasi struktural," katanya.
Baca Juga: Konstruksi Jembatan Tol Desari Amblas Saat Dicor, Lima Pekerja Terluka