Suara.com - Publik Indonesia sedang berduka kehilangan salah seorang seniman terbaik, Djaduk Ferianto. Meninggalnya Djaduk Ferianto langsung menjadi pembahasan utama di media sosial Twitter.
Dari penelusuran Suara.com, Rabu (13/11/2019), topik Djaduk langsung menduduki posisi teratas dalam tren Indonesia. Ada lebih dari 7.000 cuitan menggunakan topik Djaduk memenuhi media sosial Twitter.
Banyak pihak yang terkejut dengan kepergian Djaduk yang sangat mendadak. Sosok seniman serba bisa itu pergi meninggalkan seorang istri dan lima anak.
![Wafatnya seniman Djaduk Ferianto jadi trending topic (Twitter).](https://media.suara.com/pictures/original/2019/11/13/48818-wafatnya-seniman-djaduk-ferianto-jadi-trending-topic-twitter.jpg)
"Kita kehilangan seorang musikus yang membahagiakan orang banyak, seorang teman yg menyenangkan dalam bekerja sama. Djaduk Ferianto wafat. “Urip mung mampir ngombe,” kata orang2 tua. Hidup hanya sekedar singgah untuk minum; tapi Djaduk juga membawa air utk orang lain," kata Goenawan Muhammad melalui akun @gm_gm.
Baca Juga: Soal Pencekalan Rizieq Shihab, PSI: Sudah Tak Menarik Dibahas
"Selamat berpulang mas Djaduk Ferianto... kearifan budi dan hangatnya tuan akan selalu manis dikenang...." ujar @de_tompi.
"Met jalan Djaduk Ferianto... sampai jumpa ... #utangRasa .. hmmm... Juaaancuk asu tenan heuheuheu.. aku, Butet, Agus Noor .. dll masih harus gedebugan hidup .. kamu udah tenang..hmmm," ungkap @sudjiwotedjo.
Kepergian Djaduk menyisakan duka mendalam di hati para seniman tanah air. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu dini hari pukul 2.30 WIB.
Rencananya jenazah Djaduk akan disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo, Yogyakarta dan dikebumikan di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul pada Rabu sore.
Djaduk sendiri dikenal sebagai seniman multitalenta. Pria kelahiran 19 Juli 1964 ini merupakan anak bungsu dari seniman tari legendaris Bagong Kussudiardjo.
Baca Juga: Politikus PSI Kecam Aksi Pembubaran Upacara Ritual Odalan di Bantul
Mengikuti jejak sang ayah yang kental dengan darah seni, Djaduk mendirikan grup musik Kua Etnika dan Sinten Remen yang memadukan unsur musik modern dan tradisional.