Hujan 10 Hari Landa Aceh Tamiang, 12 Desa Terendam Banjir

Chandra Iswinarno Suara.Com
Rabu, 13 November 2019 | 00:05 WIB
Hujan 10 Hari Landa Aceh Tamiang, 12 Desa Terendam Banjir
Banjir yang melanda salah satu daerah di Aceh Tamiang. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya 12 kampung yang ada di empat kecamatan kawasan Aceh Tamiang terendam setelah hujan deras melanda daerah tersebut. Hujan dengan intensitas ringan yang melanda dalam 10 hari terakhir hingga kini masih dirasakan dampaknya.

"Sejak tanggal 3 November 2019 hingga hari ini telah mengakibatkan total 12 kampung terendam," kata Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tamiang Syahri seperti dilansir Antara di Kualasimpang pada Selasa (12/11/2019).

Ia menjelaskan, 12 kampung tersebut terdiri dari empat desa di antaranya berada di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, yakni Tanjung Genteng, Bukit Rata, Kebun Tengah dan Alur Selebu di Kecamatan Kejuruan Muda.

Kemudian tiga desa masing-masing berada di dua kecamatan, yaitu Rongoh, Harum Sari, Rimba Sawang di Tamiang Hulu, dan Tenggulun Pucuk, Kampung Selamat, Simpang Kiri di Tenggulun.

Baca Juga: DKI Potong Dana Hibah Penyangga, Pemkot Depok: Banjir Tanggung Sendiri Ya

"Sisanya ada dua kampung lagi, yakni Jambo Rambong dan Babo di Kecamatan Bandar Pusaka. Beberapa kecamatan dilanda banjir, karena air sungai meluap ke rumah-rumah warga di daerah aliran sungai akibat tidak mampu menampung air hujan," ucapnya.

Ia mengatakan, hingga kini pihaknya telah menurunkan tim ke lokasi banjir di empat kecamatan guna mendata dampak material akibat peristiwa yang terjadi di awal bulan November ini.

"Alhamdulillah, korban jiwa dan korban terdampak kita pastikan nihil. Namun untuk material dan pengungsi masih dalam pendataan oleh tim," terang dia.

Hingga malam ini, menurut dia, air masih menggenangi rumah warga di Aceh Tamiang dan sebagian penduduk memilih bertahan menjaga rumah mereka dari hal yang tidak diinginkan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Aceh pada akhir Oktober 2019 telah mengeluarkan peringatan dini terhadap kemungkinan cuaca ekstrem akibat berada di puncak musim penghujan.

Baca Juga: Langganan Banjir, Pemkab Gunungkidul Relokasi Sekolah hingga Bangun Tanggul

"Untuk Provinsi Aceh, memang harus siaga bencana. Baik bencana banjir maupun tanah longsor, dan juga pohon tumbang," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI