Teror Harimau Sumatera di Pasaman, Dalam Sepekan 4 Kambing Hilang Dimangsa

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 12 November 2019 | 13:30 WIB
Teror Harimau Sumatera di Pasaman, Dalam Sepekan 4 Kambing Hilang Dimangsa
Ilustrasi harimau sumatera. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya empat ekor kambing milik warga warga Jorong Kampung Padang, Nagari Aia Manggih Barat, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat hilang dimangsa satwa liar yang diduga jenis Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) dalam sepekan terakhir.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Resor Pasaman, Ade Putra kepada Covesia.com (jaringan Suara.com), Selasa (12/11/2019) mengatakan, bahwa saat ini masyarakat setempat tengah resah dengan munculnya satwa liar ke pemukiman penduduk hingga memangsa hewan ternak.

"Hewan ternak warga itu dimangsa secara berkala oleh satwa liar itu dalam sepekan ini. Terakhir serangan satwa itu terjadi hari Sabtu (9/11) lalu sekitar Pukul 17.00 WIB. Satu ekor kambiing milik Anton warga Jorong Kampung Padang, Nagari Aia Manggih Barat, mati akibat diterkam satwa tersebut," katanya.

Hanya saja, kata Ade, satwa liar itu tidak berhasil membawa lari kambing yang dimangsanya karena melihat pemilik mendekati.

Baca Juga: Heboh, Hewan Mirip Harimau Muncul di Pemukiman Warga Sukabumi

"Namun nyawa hewan tersebut sudah tak tertolong lagi. Tetapi ini sangat meresahkan warga, karena satwa tersebut nekat beraksi di siang bolong," katanya.

Menurut dia, sebelumnya pada bulan Juli 2019 lalu, di dekat lokasi yang sama juga terjadi konflik antara manusia dan satwa liar.

"Saat itu tercatat 14 ekor ternak warga dimangsa oleh satwa liar yang diduga jenis harimau sumatera. Pada saat itu, BKSDA melaksanakan pemasangan kamera penjebak (camera trap) sebanyak 4 unit untuk memantau keberadaan dan pergerakan satwa. Selain itu pengusiran juga dilakukan dengan menggunakan bunyi-bunyian selama hampir satu Minggu," katanya.

Dari hasil pengamatan pada saat itu, satwa diketahui telah kembali ke habitatnya di hutan lindung Tonang Talu.

"Setelah kami dalami, salah satu penyebab terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar adalah disebabkan menyempitnya habitat satwa akibat alih fungsi lahan menjadi kebun. Sehingga satwa tersebut merasa mulai terancam dan masuk pemukiman warga," tambahnya.

Baca Juga: 5 Pekerja di Indragiri Hilir Riau Diserang Harimau, Satu Orang Tewas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI