Suara.com - Banyaknya bangkai babi di Danau Siombak, Medan, Sumatera Utara selain menimbulkan bau tak sedap juga membuat nelayan sekitar terserang gatal-gatal.
Juliadi (38) seorang nelayan mengaku, rasa gatal di sekujur tubuhnya dirasakan setelah dirinya keluar dari air. Rasa gatal itu terasa sejak sekitar dua Minggu lalu.
“Harus pakai pasir garuknya, baru agak mendingan,” katanya saat diwawancarai di pinggir Danau Siombak.
Ia mengatakan, badannya bentol-bentol akibat gatal itu, dan baru sembuh setelah minum obat yang dibelinya. Selain dirinya, anaknya juga merasakan gatal-gatal karena sering membantunya mencari kupang (kerang kecil) sepulang sekolah.
Baca Juga: Air Laut Pasang, Penguburan Ratusan Bangkai Babi di Danau Siobak Ditunda
Aktivitasnya mencari kupang di pinggir hutan mangrove sejak 12 tahun lalu mengharuskannya masuk ke dalam air.
“Danau Siombak ini memang banyak sampah dan semakin membuat gatal. Tapi, gatalnya ini lain, lebih susah ilang. Saya kan tahu, mana gatal biasanya dan sekarang itu gimana setelah ada banyak bangkai babi,” ujarnya.
Warga lainnya bernama Agustin mengatakan, air danau ini digunakan oleh warga untuk mencuci. Sejak banyaknya bangkai babi yang mengapung, dia tidak lagi menggunakannya, karena khawatir airnya sudah tercemar.
“Biasanya kami pakai untuk mencuci, tapi karena sudah ada bangkai, tak lagi lah. Gatal-gatal dibuatnya,” katanya.
Berita ini sebelumnya dimuat Kabarmedan.com jaringan Suara.com dengan judul "Nelayan Danau Siombak Gatal-gatal Akibat Banyaknya Bangkai Babi"
Baca Juga: Tiap Menit Melintas di Sungai, Warga Sumut Gusar Bau Busuk Bangkai Babi