Suara.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengecam tindakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang menebang pohon besar di trotoar. Ia meminta daripada ditebang, pohon-pohon tersebut lebih baik dipindahkan.
Prasetio menganggap, sebenarnya Pemprov DKI melalui Dinas Kehutanan (Dishut) memiliki rencana yang baik untuk penataan trotoar. Namun, menurutnya menebang pohon yang sudah berumur puluhan tahun merupakan tindakan yang salah.
"Artinya diambil saja dulu nih, dipindahkan. Kan pohon sudah puluhan tahun? Kok ditebang begitu saja kan mati berarti," ujar Prasetio di Gedung DPRD DKI pada Senin (11/11/2019).
Ia mengaku juga tidak bisa menerima alasan Dishut DKI yang menyebut pohon ditebang karena sudah keropos. Sambil menunjukan foto bongkahan pohon hasil penebangan pohon di Cikini, Prasetio menyebut pohon tersebut belum keropos.
Baca Juga: Warga Keluhkan Penebangan Pohon di Cikini
"Sekarang kalau bicara pohon itu keropos, sekarang kita liat saja di sini. Apakah ini keropos? Ini kan pohon sehat ini," jelasnya.
Ia mengaku juga mendapatkan komplain dari berbagai pihak yang menentang penebangan pohon. Menurutnya pohon itu lebih baik dipindahkan dan jika sudah terlalu rindang, rantingnya yang kropos bisa dikikis.
"Kalau ini dipindahkan kan masih banyak tempat kosong, bisa juga di Sudirman. Jadi kiri-kanannya bagus," katanya.
Sebelumnya, Dishut DKI Jakarta memberikan rekomendasi sebelum pohon besar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat ditebang. Salah satu alasannya karena pohon yang kebanyakan berjenis angsana itu dianggap mudah tumbang ketika musim hujan.
Kepala Dishut DKI Jakarta Suzi Marsita menganggap penebangan itu bagian dari program kerjanya meremajakan pohon di pinggir jalan. Pohon yang ditebang adalah yang dianggap sudah kropos dan mudah tumbang.
Baca Juga: Penebangan Pohon di Cikini Diprotes Politikus hingga Aktivis Luar Negeri
"Karena pohon-pohon itu sudah cukup tua, nah pohon tua itu khawatir banyak batang yang sudah keropos, dikhawatirkan tumbang," ujar Suzi saat dihubungi, Senin (4/11/2019).