Suara.com - Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan proses pemilihan Ketua Umum MUI periode selanjutnya akan dibahas pada Musyawarah Nasional (Munas) MUI. Ma'ruf menyebut pemilihan ketum MUI biasanya dilakukan lewat jalur musyawarah.
Sebagai Ketua MUI non aktif, Ma'ruf mengatakan persaingan antara Muhammadiyah dengan Nadhlatul Ulama (NU) untuk menduduki kursi Ketum MUI merupakan hal yang biasa. Meski demikian akhirnya pun akan diputuskan dalam Munas MUI yang direncanakan akan digelar pada 2020 mendatang.
"Ya MUI itu biasa lah. Kalau bahasa orang NU itu gegeran, tapi akhirnya gergeran. Artinya biasa tarik menarik itu," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).
"Nanti akan selesai di Munas. Nanti di munas hasilnya dirundingkan," Ma'ruf menambahkan.
Baca Juga: Rumor Ahok dan Antasari jadi Dewas KPK, Maruf: Bunyi-bunyinya Begitu
Ma'ruf kemudian menanggapi dengan santai apabila nantinya terjadi perlombaan diantara pihak Muhammadiyah dengan NU. Pasalnya, keputusan penunjukkan ketum MUI dilakukan dengan cara musyarawah sehingga hasil yang diperoleh merupakan kesepakatan bersama.
"Bahkan kalau di MUI tradisinya tak ada pemilihan. Adanya kesepakatan, kemudian ada ini jadi ini, ini jadi ini, sharing, yang ada kesepakatan," tandasnya.