Karena panas terik matahari begitu menyengat, Lisa menggunakan payung dan Ashley mengenakan jaket dengan tudung kepala.
Mereka mengaku sengaja mengenakannya saat keluar kantor. Pasalnya, mereka tidak kuat terhadap panas matahari ketika harus melewati JPO itu.
"Biasanya, dulu, enggak pernah pakai ini (payung). Gersang banget kan jam segini, panas banget," ujar Lisa di lokasi, Kamis (7/11/2019).
Lisa mengaku kebijakan ini membuatnya kerepotan harus membawa payung atau penahan panas lain. Karena itu ia merasa sebal terhadap copotnya atap JPO Sudirman.
Baca Juga: JPO Tak Beratap Jadi Soal, Komika Pandji: Kalau Gitu Trotoar Bongkar Aja
"Sebal sekali. Kami kan sering lewat sini, kerja di seberang depan. Kalau ketemu orang, beli makan, jadi harus bawa payung terus," kata dia.
Sebelumnya, atap JPO di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat telah dicopot Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Alasannya, fasilitas itu dianggap lebih bagus saat difoto tanpa atap.
Kepala Dinas Bina Marga, Hari Nugroho mengatakan dengan tidak adanya atap, khususnya saat malam hari pemandangan kawasan Sudirman-Thamrin akan lebih indah. Menurutnya ini akan memberikan pengalaman tersendiri bagi para pejalan kaki.
"View ke gedung-gedung tinggi, menambahkan suasana dan pengalaman lain. Pengalaman lain lagi nih, selain untuk pejalan kaki juga untuk swafoto, berselfie ria. Instagrammable lah," ujar Hari saat dihubungi, Rabu (6/10/2019).