Kasus Novel Disebut Rekayasa, Anggota Komisi III DPR Enggan Beropini

Jum'at, 08 November 2019 | 12:13 WIB
Kasus Novel Disebut Rekayasa, Anggota Komisi III DPR Enggan Beropini
Masinton Pasaribu, anggota Komisi III DPR RI. (Suara.com/M Yasir).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu enggan berspekulasi soal adanya tudingan bahwa kasus penyiraman terhadap penyidik KPK Novel Baswedan merupakan rekayasa.

Menurut dia, bahwa dirinya tidak tahu menahu soal tudingan rekayasa tersebut.

“Kalau ada yang bilang direkayasa, ya saya gak tahu, gak beropini saya,” kata Masinton kepada wartawan, Jumat (8/11/2019).

Masinton kemudian menanggapi timbulnya kecurigaan bahwa kasus Novel direkayasa yang bersumber dari media sosial. Menurut politikus PDI Perjuangan itu, media sosial merupakan ruang publik yang pernyataannya sebatas opini.

Baca Juga: Masinton Sebut Laporan Dewi Tanjung Soal Novel Baswedan Tidak Terkait PDIP

“Itu kan di sosmed, di sosmed siapa saja bisa beropini. Dunia sosmed itu kan ruang publik yang bisa beropini,” ujar Masinton.

Diketahui, Politikus PDIP Dewi Tanjung melaporkan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke polisi, atas dugaan penyebaran berita bohong.

Novel dituding Dewi telah menyebarkan berita bohong soal kasus penyiraman air keras yang kekinian belum terungkap.

Laporan tersebut dibuat Dewi di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, Rabu (6/11/2019). Alasan pelaporan tersebut lantaran kasus penyiraman air keras tersebut tak masuk akal.

"Saya melaporkan Novel Baswedan penyidik KPK terkait dugaan rekayasa kasus penyiraman air keras. Ada beberapa hal yang janggal dari rekaman CCTV dia, yakni dari bentuk luka, dari perban, kepala yang diperban tapi tiba-tiba mata yang buta begitu kan," ujar Dewi di Polda Metro Jaya, Rabu (6/11/2019).

Baca Juga: Selain Novel Baswedan, 8 Sosok Ini Pernah Dipolisikan Dewi Tanjung

Dewi mencurigai adanya rekayasa di balik penyerangan tersebut. Novel disebut sebagai sosok yang merekayasa insiden yang dialaminya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI