Berstatus Tersangka, KPK Resmi Tahan Ketua DPRD Tulungagung Supriyono

Kamis, 07 November 2019 | 21:37 WIB
Berstatus Tersangka, KPK Resmi Tahan Ketua DPRD Tulungagung Supriyono
Juru Bicara KPK Febri Diansyah memberi keterangan pers di Gedung KPK, Jakarta. [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Ketua DPRD Tulungagung Supriyono yang sudah berstatus tersangka dalam kasus suap pembahasan, pengesahan, dan pelaksanaan APBD dan APBD Perubahan Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2015-2018.

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah menyampaikan, penahanan Supriyono dilakukan selama 20 hari ke depan. Selama menjalani penahanan, Supriyono akan menginap di Rumah Tahanan KPK cabang K-4.

"Kami lakukan penahanan Supriyono (Ketua DPRD Tulungagung) 20 hari pertama," kata Febri dikonfirmasi, Kamis (7/11/2019).

Sebelumnya, Supriyono telah dilakukan pemanggilan kepada KPK sebanyak dua kali. Namun, Supriyono tak kunjung hadir dalam pemeriksaan.

Baca Juga: Dewas KPK Ditunjuk Jokowi, BW: Hanya Mewakili Kepentingan Eksekutif

Untuk diketahui, dalam konstruksi perkara kasus tersebut, Supriyono diduga menerima Rp 4,88 miliar terkait proses pembahasan, pengesahan, dan pelaksanaan APBD dan/atau APBD Perubahan Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2015-2018.

Uang tersebut diduga berasal dari Bupati Tulungagung 2013-2018 Syahri Mulyo dan kawan-kawan sebagai syarat pengesahan APBD dan/atau APBD Perubahan. Dalam perkara sebelumnya, Syahri Mulyo terbukti menerima suap dari sejumlah pengusaha di Tulungagung.

Dalam persidangan Syahri Mulyo, terungkap adanya uang yang diberikan kepada Ketua DPRD untuk biaya unduh anggaran bantuan provinsi dan praktik uang mahar untuk mendapatkan anggaran baik Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), maupun bantuan provinsi yang dikumpulkan dari uang "fee" para kontraktor untuk diberikan kepada Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung.

Dalam persidangan itu, terungkap bahwa Supriyono menerima Rp 3,75 miliar dengan rincian penerimaan "fee" proyek APBD Murni dan APBD Perubahan selama empat tahun berturut pada 2014-2017 sebesar Rp 500 juta setiap tahunnya atau total sekitar Rp 2 miliar.

Selanjutnya, penerimaan yang diduga untuk memperlancar proses pembahasan APBD, mempermudah pencairan DAK, dan bantuan keuangan provinsi sebesar Rp 750 juta sejak 2014-2018.

Baca Juga: Fahri Hamzah Sering Kritik, Jubir KPK: Ya Asal Pakai Data yang Benar

Kemudian, "fee" proyek di Kabupaten Tulungagung selama tahun 2017 sebesar Rp1 miliar. KPK terus mendalami dugaan penerimaan lain yang berhubungan dengan jabatan tersangka SPR sebagai Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI