"Jadi kalau mereka yang bicara, mereka (negara) yang gunakan boleh. Jadi aneh," imbuhnya.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) ini juga menyayangkan isu radikal dikaitkan dengan penggunaan pakaian pada golongan tertentu.
"Bukan soal pakaiannya yang harus diserang, tetapi orangnya dan tindakannya," ucap Haris.
"Sekarang koruptor pakai cadar, enggak?" tanya Haris.
Baca Juga: Dalam 5 Hari, Nilai Transaksi Indocomtech Capai Rp 700 Miliar
"Enggak, pakai jaket," jawab Vasco.
"Pakai jaket, nabrak tiang lagi," balas Haris.
"Jadi enggak bisa nge-judge orang dari pakaiannya. Tapi dari tindakannya, pikirannya, perkataannya," imbuh pria lulusan University of Essex tersebut.