Di dalamnya, hanya terdapat satu buah lemari plastik 3 pintu untuk menyimpan pakaian, satu buah bantal tanpa sarung dan satu buah kasur busa yang kondisinya sudah sobek-sobek tanpa sprei.
Plafon rumah Kudus pun terlihat bolong di sisi tengah. Dari situlah cahaya bisa masuk ke dalam rumah Kudus. Beberapa hari lalu ketika cerita soal Kudus menjadi viral, petugas RW langsung memasang satu lampu dari listrik tetangganya.
"Ini baru dipasang kemarin, sekitar hari minggu siang, sekitar jam setengah satu atau jam satu-an," katanya.
Kondisi itu semakin parah ketika hujan deras, air merembes di dinding kuning rumah Kudus yang mengakibatkan terdapat jamur di beberapa titik.
Baca Juga: Kisah Kudus, Warga Jakarta Hidup Tanpa Listrik
Kudus mengakui keadaan ekonomi membuatnya terpaksa bertahan di hidup di kondisi rumah yang memprihatikan itu.
Bahkan untuk urusan kebersihan diri saja dia sudah tidak terlalu peduli, bau pesing di rumahnya diakuinya sebagai akibat tingkah buruknya sendiri.
"Bau pesing kalau saya sering lupa buang air kecil di depan situ lupa disiram, saya suka minta air ke tetangga buat siram," ucapnya.
Sementara untuk mandi, Kudus mengandalkan wc umum milik RW yang terdapat di samping rel kereta.
"Kalau ke WC ya, WC umum bayar Rp 2 ribu itu sekalian semuanya, kadang juga nggak bayar, orang juga sudah paham pak," ungkap Kudus.
Baca Juga: Mati Lampu, Ibu Ini Punya Jurus Jitu Menyetrika Tanpa Listrik
Enggan Meminta-minta