ASN Dilarang Bercadar dan Cingkrang, Irma Suryani: Negara Punya Aturan

Rabu, 06 November 2019 | 09:19 WIB
ASN Dilarang Bercadar dan Cingkrang, Irma Suryani: Negara Punya Aturan
Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago. (Suara.com/Ria Rizki).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago mengatakan, bahwa partainya tidak ikut berdebat soal cadar, celana cingkrang dan radikal. Namun Ia punya pendapat pribadi soal hal tersebut.

Pendapat itu disampaikan Irma Suryani saat menjadi bintang tamu dalam acara ILC TV One bertema "Apa dan Siapa yang Radikal?" yang tayang pada Selasa (5/11/2019) malam.

Nasdem, melalui Irma, menjelaskan bahwa mereka adalah partai nasionalis yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan di Indonesia.

"Tapi kami juga minta komitmen dari kawan-kawan partai politik yang berbasis agama seperti kemarin kami bertemu PKS, kami minta kesepakatan dari kawan-kawan parpol untuk bisa bersama-sama menjaga NKRI dengan menjunjung tinggi nilai kebangsaan," Irma menjelaskan.

Baca Juga: MUI: ASN Harus Patuh Dilarang Pakai Cadar

Ia mengatakan bahwa Nasdem tidak masuk ke dalam pembahasan terkait cadar atau celana cingkrang.

"Yang ingin kami tegaskan adalah bahwa agama itu punya aturan. Tapi state, negara juga punya aturan," ucap Irma dengan lantang.

"Sehingga memang kita harus saling hormat-menghormati. Harus tahu bahwa kalau ingin bernegara ya memang harus ikut aturan negara, kalau ingin beragama ya ikut aturan agama," imbuhnya.

Politisi Partai Nasdem ini berpendapat bahwa apabila negara mengatur bahwa ASN tidak boleh memakai cadar, maka yang bersangkutan lebih baik keluar.

"Pilih pekerjaan lain yang memang bisa bercadar, misalnya seperti itu," ujar Irma.

Baca Juga: ASN Dilarang Pakai Cadar, MPR: Bukan Pelarangan Umat Beragama

Menurutnya, ASN adalah pelayan masyarakat sehingga rakyat perlu tahu siapa orang yang melayaninya.

"Teman-teman yang pakai cadar, saya menghargai bahwa itu hak pribadi. Tapi perlu dipahami juga bahwa menjadi ASN itu pelayan masyarakat, dia harus melayani masyarakat. Nah kalau enggak kelihatan siapa yang melayani, kan yang dilayani juga takut, ini juga yang menjadi problem," ucapnya.

Wanita kelahiran 6 Oktober 1965 ini menegaskan bahwa hal seperti itu tidak perlu dipermasalahkan lagi sebab semua orang memiliki pilihan masing-masing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI