Begitu juga dengan kontroversi anggaran lem Aibon, Ruhut Sitompul menyarankan Anies untuk tidak menyalahkan sistem e-budgeting lantaran sistem tersebut sudah diakui keberhasilannya.
"Kau sepertinya juga mengakui terkait 82 M. Salah input, salah sistem, yang paling ngeri salah Ahok lah. Udah Gubernur masih dendam saja sama Si Ahok."
"Nies, kau berani menyalahkan e-budgeting, kau lupa di era sebelumnya Bappenas memberi penghargaan kepada e-budgeting. Eh enak saja kau menyalahkan," imbuhnya.
Ia lantas mengaitkan hal itu dengan pengakuan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah soal Anies yang belum tahu secara detail usulan anggaran RAPBD 2020.
Baca Juga: Bawa Parang saat Pelantikan Jokowi, Irwannur Ternyata Profesor Gadungan
"Nies, ini kata sekda kau hlo, kau tak tahu detail anggaran kau tetap tanda tangan. Ngeri kali kau Nies. Gimana kau mau melototi RAPBD sebanyak 89 T," kata Ruhut.
Ruhut menilai Anies telah kecolongan. Ada berbagai anggaran tak masuk akal yang kekinian diketahui oleh publik seperti septic tank komunal 166 M, atap rumah dinas 2,9 M, lem Aibon 82 M, bolpoin 123 M, buzzer 5 M, dan anggaran TGUPP 26,5 M.
Setelah menghujani beragam sindiran dan membeberkan temuannya, di akhir acara Ruhut pun meminta Anies untuk transparan dengan berbagai kebijakan seperti era Ahok demi kepentingan warga DKI Jakarta.
"Sudahlah Nies, ini Jakarta miniatur Indonesia, karena itu kau kembalikan seperti era Ahok. Kau harus lakukan transparansi ini, biar betul-betul rakyat pembayar pajak, uangnya mereka tahu digunakan untuk apa dan mereka merasa sejahtera dengan penggunaan anggaran tersebut," kata Ruhut.
Baca Juga: Menkominfo Belum Tahu Telkomsel dan Indihome Alami Gangguan