Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan selama hampir tiga dekade, kemitraan ASEAN-RRT telah menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas di kawasan. ASEAN-RRT, kata Jokowi, memiliki komitmen yang sama untuk memastikan stabilitas dan perdamaian sebagai kunci kesejahteraan.
"Pada bulan Juni lalu, ASEAN telah mengesahkan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Outlook ini mendorong seluruh negara di Kawasan untuk mengedepankan kolaborasi dan menanggalkan rivalitas," ujar Jokowi saat Konferensi Tingkat Tinggi ke-22 ASEAN - RRT di Impact Exhibition & Convention Center, Bangkok, Thailand dalam keterangan tertulis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Minggu (3/11/2019).
Oleh karena itu, kerja sama Indo-Pasifik merupakan isu yang disampaikan Jokowi dalam KTT.
"Kita berharap dengan outlook ini, stabilitas, keamanan dan kesejahteraan bukan hanya dinikmati oleh Kawasan Asia Pasifik, tapi juga lebih luas di Kawasan Indo-Pasifik," kata dia.
Baca Juga: KTT ASEAN: Bertemu PM Thailand, Jokowi Bahas Tiga Isu Ini
Lebih lanjut, Jokowi menegaskan ASEAN terbuka untuk bekerja sama dengan RRT dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, yang salah satunya memfokuskan kerja sama konektivitas dan infrastruktur.
"Kolaborasi membangun konektivitas dan infrastruktur adalah kebutuhan yang mendesak antara ASEAN dan RRT," ucap Jokowi.
Oleh karena itu, kata Jokowi, sinergi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dan Belt and Road Initiative (BRI) menjadi sebuah keniscayaan.
"Pengembangan konektivitas dan infrastruktur sangat penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam pengembangan pusat pertumbuhan baru di Kawasan Indo-Pasifik," ucap Jokowi.
Untuk itu, Indonesia berencana untuk menyelenggarakan Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum pada 2020.
Baca Juga: Tiba di Bangkok, Ini Agenda Jokowi di Hari Pertama KTT ASEAN
"Kami mengundang RRT baik Pemerintah maupun sektor swasta, untuk dapat hadir pada Forum tersebut," ujar Presiden Jokowi.
Isu lainnya yang disampaikan Jokowi yakni pentingnya mempertebal Strategic Trust di Kawasan karena merupakan kata kunci dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Kawasan termasuk di Laut China Selatan.
"Trust akan terwujud jika kita berkomitmen untuk mengutakan dialog dan penyelesaian sengketa secara damai dan menghormati serta mematuhi hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi juga menjelaskan bahwa pada tahun ini kita telah menyelesaikan putaran pertama perundingan Code of Conduct in the South China Sea.
Mantan Wali Kota Solo itu berharap kemajuan dalam perundingan tersebut dapat selaras dengan situasi di lapangan dan tidak ada satu pihak manapun melakukan tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan.
"Dengan cara ini strategic trust antara ASEAN dan RRT dapat terjaga. Jika ini dilakukan, kemitraan ASEAN-RRT dalam 3 dekade ke depan akan menjadi pilar penting bagi stabilitas, perdamaian dan kemakmuran di Kawasan Indo-Pasifik," katanya.