Demo di Hong Kong Kembali Ricuh, Kantor Media China Dirusak

Minggu, 03 November 2019 | 13:45 WIB
Demo di Hong Kong Kembali Ricuh, Kantor Media China Dirusak
Sejumlah demonstran di Hong Kong melakukan aksi protes sembari mengenakan masker penutup wajah. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Unjuk rasa di Hong Kong terus memperlihatkan tensi yang tinggi. Kali ini sebuah kantor berita China ikut terkena imbas kerusuhan tersebut.

Dilansir dari The Guardian pada Minggu (3/11/2019), para pengunjuk rasa telah merusak kantor berita resmi China, Xinhua untuk kali pertama. Demo anti-pemerintah ini telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Media lokal melaporkan terjadinya kebakaran di lobi kantor Xinhua di distrik Wan Chai. Jendela dirusak dan pecahan kaca berserakan di lantai.

Massa juga melakukan vandalisme, membuat tulisan di dinding bangunan itu. Belum diketahui apakah saat terjadi perusakan ada orang di dalam gedung.

Baca Juga: Iwan Bule Berkomitmen Teruskan Program Pengurus PSSI Terdahulu

Para pengunjuk rasa menargetkan bank-bank dan pusat bisnis China yang dianggap memiliki hubungan dengan Beijing.

Demonstrasi menentang kekuasaan China di Hong Kong kembali terjadi pada Sabtu (2/11/2019). Massa turun ke jalan di daerah perbelanjaan elite, Causeway Bay.

Orang-orang meneriakkan slogan-slogan pro-demokrasi hingga akhirnya demo berakhir ricuh. Pengunjuk rasa juga melempari petugas keamanan dengan bom molotov.

Sementara, polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstrasi.

Polisi anti-huru-hara pun menyisir dan menangkap demonstran. Mereka mengeluarkan peringatan bahwa demo itu ilegal.

Baca Juga: Mengenang Afridza Munandar, Ini Motor Lawas nan Ikonik Milik Sang Pembalap

Dilaporkan bahwa lebih dari 3.000 orang telah ditahan dalam aksi protes tersebut.

Protes anti-pemerintah dimulai sejak awal Juni atas rencana ekstradisi ke daratan China. Seiring berjalannya aksi, massa berubah menjadi gerakan yang membuat tuntutan lain, termasuk mendesak diadakan pemilu untuk para pemimpin Hong Kong.

Kerusuhan ini telah menjerumuskan Hong Kong ke dalam krisis terburuk sejak Inggris menyerahkan wilayah itu kembali ke China pada 1997.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI