Suara.com - PDIP menduga, mundurnya dua kepala dinas Pemprov DKI Jakarta bukan karena keinginan masing-masing pribadi.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan, ada indikasi Gubernur Anies Baswedan sendiri yang meminta dua anak buahnya tersebut mengundurkan diri.
Untuk diketahui Kepala Badan Pembangunan Daerah Sri Mahendra Satria Irawan dan Kepala Dinas Pendidikan Edy Junaedi mendadak mengundurkan diri.
Sri Mahendra Satria Irawan mengundurkan diri pada Jumat (1/11) malam. Sementara Edy Junaedi mengundurkan diri hari Kamis (31/10) malam.
Baca Juga: Bantah Mau Ganti e-Budgeting Warisan Ahok, Anies: Akan Di-upgrading
Padahal, Pemprov DKI sedang disorot negatif karena terdapat banyak program pada RAPBD 2020 yang bermasalah.
Mahendra sendiri mengakui alasannya mundur agar Bappeda lebih baik lagi dalam menyusun anggaran. Sementara Edy disebut ingin menjadi staf anjungan Taman Mini.
Gembong sendiri lebih meyakini keduanya mundur karena didesak Anies. Ia menegaskan, Anies kemungkinan panik karena terdapat banyak anggaran program remeh temeh tapi berdana fantastis,bocor ke publik.
"Ya pastilah (Anies panik). Karena serangan publik cukup gencar juga. Maka kepanikan itu yang menyebabkannya memberi tekanan kepada anak buah. Kan bisa saja itu terjadi," ujar Gembong saat dihubungi, Sabtu (2/10/2019).
Ia menuturkan, bisa saja Anies panik dan mendesak anak buahnya mundur, karena persoalan perencanaan anggaran yang janggal itu sudah ada sejak lama.
Baca Juga: Buntut Meme Anies Ala Joker, Polisi Akan Panggil Ade Armando
"Bisa saja (Anies panik dan minta Kadis mundur). Ada banyak hal. Tetapi yang pasti ini soal perencanaan kan, bukan dilakukan sebulan dua bulan. Sebelum mereka menyampaikan kepada DPRD pasti kan sudah dipresentasikan kepada pimpinannya (Anies) dulu," jelasnya.