Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak meninggalkan apa pun. Ia membandingkannya dengan warisan dari pemerintahan presiden-presiden sebelumnya.
Hal ini disampaikan Rocky Gerung dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Kamis (31/10/2019).
Deddy Corbuzier awalnya menanyakan kepada Rocky Gerung terkait pemerintahan presiden mana yang dia dukung penuh.
"Ada enggak Presiden selama Indonesia merdeka ini yang lu dukung 100 persen?" tanya Deddy Corbuzier.
Baca Juga: Twitter Larang Iklan Politik, Bos Facebook Bela Diri
Rocky Gerung dengan tegas mengaku, tidak ada presiden yang dia dukung sepenuhnya.
"Soeharto gua demo dulu. Habibie juga kita demo dulu, karena dia menghabiskan APBN dipakai untuk industri strategis, yang buat kita, itu enggak rasional," ujar Rocky Gerung.
Dulu Rocky Gerung mendukung Gus Dur. Namun menurutnya, Gus Dur kehilangan kemampuan untuk memainkan politik parlemen.
"Tapi Gus Dur meninggalkan sesuatu, yaitu kemajemukan. Pak Harto meninggalkan infrastruktur. Habibie meninggalkan ide tentang 4.0 Technology, yang baru sekarang dibicarakan. Megawati meninggalkan apa? Megawati meninggalkan nama bapaknya, karena dia enggak mungkin dipisahkan dengan 'Soekarnoisme'," Rocky Gerung menjelaskan.
Pria kelahiran 20 Januari 1959 ini juga menyebut bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninggalkan demokrasi. Alasannya, tidak ada satu pun orang yang dipenjara karena berbeda pandangan politik di masa itu.
Baca Juga: Idham Azis Jadi Kapolri, Novel Baswedan Pesimistis Kasusnya Terungkap
Sementara, Rocky Gerung merasa, di era saat ini, Jokowi tidak meninggalkan apa pun, bahkan malah membuat kondisi demokrasi Indonesia kian merosot.
"Nah sekarang Jokowi kita harus pikirkan meninggalkan apa? Masak meninggalkan infrastruktur? Infrastruktur kan bagian gampang untuk dibongkar ulang," ucap Rocky Gerung.
Ia mencontohkan, di negara Korea, Jepang, dan Amerika, infrastruktur seperti jembatan dibongkar ulang.
"Jadi, enggak mungkin legacy Jokowi itu di infrastruktur, apa legacy-nya? Ya enggak ada. Ekonomi juga buruk, pendidikan buruk, demokrasi buruk. Orang mungkin akan ingat, Pak Jokowi diingat sebagai pinokio," imbuhnya.