Soal e-Budgeting, Tompi: Yang Mulia Anies, Saya Bisa Kasih Arahan Ngitung

Kamis, 31 Oktober 2019 | 17:05 WIB
Soal e-Budgeting, Tompi: Yang Mulia Anies, Saya Bisa Kasih Arahan Ngitung
Cuitan Tompi soal e-budgeting. (Twitter/@dr_tompi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sistem e-budgeting yang ramai disinggung dalam kasus RAPBD DKI Jakarta 2020 turut mendapat komentar dari penyanyi Tompi.

Tompi melalui jejaring Twitter pribadinya mengajak Gubernur DKI Jakarta untuk berdiskusi soal penghitungan anggaran.

Ia mengacu pada sebuah artikel yang menyebut "Anies Salahkan Sistem e-budgeting Era Jokowi-Ahok".

"Yang Mulia Anies, kapan ada waktu kita ngobrol yuk. Saya bisa kasih arahan cara ngitung, cek harga pasar," cuit Tompi, Kamis (31/10/2019).

Baca Juga: Menteri Agama Mau Larang PNS Pakai Cadar, Ini Kata Menpan-RB Tjahjo

"Biar kedepannya benar dan Anda bisa senang di surga kelak. Gak enak pak, masuk neraka gara-gara orang lain kan," imbuhnya.

Seketika, kicauan pria yang juga dikenal sebagai dokter bedah plastik itu memancing respons warganet lainnya.

Tak sedikit dari mereka yang mendukung komentar Tompi hingga memberikan like lebih dari 2.300 kali.

Bukan tanpa alasan, Tompi ingin mengajak diskusi Anies Baswedan.

Ia mengaku penasaran dengan kontroversi anggaran lem Aibon yang sebelumnya dituliskan Rp 82,8 miliar.

Baca Juga: Wakil Prabowo Akan Kunjungi PT Pindad Pekan Depan

"Asli penasaran, apa iya selama ini sekolah-sekolah sudah dikirimin alat tulis dan lem aibon itu?? Coba dong yang punya akses ngecek," ujar Tompi.

Namun, hingga kekinian cuitan Tompi tersebut belum mendapat respons dari pihak bersangkutan.

Sebelumnya diketahui, muncul usulan anggaran Pemprov DKI yang nominalnya fantastis dan dinilai tidak wajar. Seperti pembelanjaaan alat tulis kantor (ATK) lem Aibon Rp 82,8 miliar, kalkulator Rp 31 miliar dan bolpoin Rp 635 miliar.

Terkait hal itu, Anies menyalahkan sistem e-budgeting warisan Basuki Thahaja Purnama atau Ahok.

"Ini sistem digital tetapi masih mengandalkan manual, sehingga kalau ada kegiatan-kegiatan jadi begini," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019).

Karena harus manual, Anies menyebut, banyak anak buahnya yang memasukkan nama komponen kegiatan seadanya karena belum dibahas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI