Suara.com - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia, Tsamara Amany mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk move one. Hal ini terkait sikap Anies yang menyalahkan sistem e-budgeting.
Tsamara meminta Anies untuk tidak terus menerus menyalahkan Gubernur pendahulunya, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Hal ini disampaikan Tsamara lewat cuitan di Twitter yang diuggah pada Kamis (31/10/2019).
"Kesalahan yang terus menerus diulang Pak Gubernur adalah menyalahkan pendahulunya. Move on. Sudah 2 tahun Bapak menjabat," ujar Tsamara.
Baca Juga: Suku Bunga Turun, OJK Minta Pengusaha Tak Ragu Ajukan Kredit ke Bank
Bahkan dalam cuitan sebelumnya, Tsamara juga telah meminta Anies untuk bersikap tegas terkait kontroversi anggaran pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta
"Pak Gub Anies Baswedan harus tunjukkan kepemimpinannya. Disdik sebut salah ketik itu dagelan," ucap Tsamara.
"Bayangkan saja kalau lem aibon Rp 82 miliar itu tidak ditemukan, ke mana uang tersebut akan mengalir? Lem aibon apa yang harganya semahal itu? Tegaslah, Pak," imbuhnya.
Sementara itu, di lain kesempatan Anies Baswedan telah menegur jajarannya begitu ia mengetahui ada anggaran pembelian pulpen yang mencapai Rp 635 miliar dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS).
Anggaran aneh tidak hanya itu saja, yang paling heboh adalah soal anggaran pembelian lem Aibon yang terbilang tidak masuk akal.
Baca Juga: Gara-gara Mercedez Bens Milik Kakek Dititip ke Rekan, Sang Cucu Dipenjara
Anies meminta kepada jajarannya untuk menghapus anggaran belanja yang tidak jelas itu. Tapi secara tidak langsung, ia juga menyalahkan sistem e-budgeting warisan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.