Suara.com - Pesan menohok disampaikan budayawan Sujiwo Tejo kepada mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.
Hal ini terkait cuitan yang diposting jejaring Twitter pribadi milik Fahri Hamzah soal dirinya kekinian mengaku sebagai rakyat biasa, bukan pejabat lagi.
Bermula dari Fahri yang menanggapi kicauan aktivis Ananda Badudu tentang wawancara dirinya dalam acara podcast unggahan kanal YouTube Deddy Corbuzier.
Ananda menilai wawancara yang terjadi gagal, lantaran pewawancara takluk di hadapan narasumber.
Baca Juga: Ini Jawaban KPK Terkait Tudingan Fahri Hamzah Soal Tebang Pilih Kasus
"Dalam dunia jurnalistik, wawancara (vlog) @DeddyCorbuzier dengan @FahriHamzah adalah contoh wawancara gagal karena pewawancara tak berdaya disetir narasumber. Itu bisa terjadi karena: 1. pewawancara minim pengetahuan dan tak banyak riset, 2. keberpihakan pewawancara tak jelas," cuit Ananda Badudu, Selasa (29/10/2019).
Sebagai tanggapan, Fahri Hamzah pun membalas bahwa ia kini siap terlibat dalam berbagai acara asal diberi kebebasan menyampaikan pendapat dan membeberkan bukti temuannya.
Hal itu karena dirinya mengaku sudah menjadi rakyat biasa, bukan siapa-siapa setelah tak lagi menjabat sebagai anggota parlemen.
"Saya siap diundang oleh siapapun...asal saya bebas buka data..karena saya kan bukan siapa-siapa sekarang..rakyat biasa. Yang saya buka juga data lama...sudah saya sampaikan dulu...orang gak percaya karena citra pejabat gak bagus".
Di lain pihak, pernyataan Fahri itu mengundang atensi Sujiwo Tejo, khususnya soal sebutan rakyat biasa, bukan siapa-siapa.
Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut KPK Gaji Pegawai Seenaknya, Ini Klarifikasinya
Ia menganggap justru pejabatlah yang bukan siapa-siapa. Mereka bekerja untuk rakyat yang notabene sebagai penguasa negera.
"Rakyat biasa bukan siapa-siapa? Justru pejabatlah yang bukan siapa-siapa. Pejabat cuma jongos/cecunguk/suruhan/pegawai rakyat. Tapi rakyat adalah Komisaris Utama di negeri ini," kata Sujiwo Tejo.
Secara gamblang, Sujiwo Tejo pun menyebut cuitan Fahri Hamzah salah total sehingga perlu dikomentari.
"Kali ini twit Bang Fahri salah total tingkat dewa sehingga perlu kutanggapi. Biasanya cuma salah-salah kecil yang aku males komen," imbunya.