Pemprov DKI Disindir, #TransmartBankMegaNyebong Jadi Trending Topic

Kamis, 31 Oktober 2019 | 09:34 WIB
Pemprov DKI Disindir, #TransmartBankMegaNyebong Jadi Trending Topic
Ilustrasi lem aibon. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akun Twitter Transmart dan Bank Mega tengah menjadi bahan pergunjingan warganet hingga tagar #TransmartBankMegaNyebong menjadi trending topic.

Berdasarkan pantauan SUARA.com, Kamis (31/10/2019) pagi, tagar tersebut menempati posisi teratas daftar trending topics di Twitter dengan jumlah cuitan lebih dari tujuh ribu.

Setelah ditelusuri, rupanya perusahaan ritel Transmart membuat komentar nyinyir terhadap Pemprov DKI Jakarta terkait anggaran alat tulis kantor (ATK).

Dalam cuitannya, @Transmart_IND mempromosikan produk lem Aibon dan pulpen mereka dengan gaya bercanda sembari memanfaatkan topik yang tengah menjadi perbincangan hangat warganet, yaitu anggaran dengan jumlah fantastis dari Pemprov DKI Jakarta untuk sejumlah keperluan, seperti lem Aibon dan pulpen.

Baca Juga: Anies: Alumni KNPI Banyak, Mohon Dukungan untuk Selesaikan Masalah Jakarta

Tak hanya itu, Transmart juga menambahkan tagar #aibon, #AibonMemanggil, dan #MendagriSisirAnggaran pada cuitannya.

"Beli lem Aibon sama pulpennya enggak ke #TransmartCarrefour sih, jadi mahal deh. Coba belinya ke aku, dijamin enggak bakal keluar anggaran sampai segitu banyak kok hihihi," tulis Transmart.

Sederet respons untuk cuitan itu juga melibatkan candaan dari akun @BankMegaID. Perusahaan keuangan perbankan ini pun dianggap memberikan komentar nyinyir seperti Transmart.

"Yoi gaiz, pastinya dong #AibonMemanggil," kicau Bank Mega.

Trending topic - (Twitter)
Trending topic - (Twitter)

Kedua cuitan itu kini sudah tak bisa ditemukan lagi, tetapi banyak warganet yang telah mengabadikannya melalui tangkapan layar dan sekarang banyak dibagikan bersama tagar #TransmartBankMegaNyebong.

Baca Juga: Sistem Anggaran Buatan Ahok Masih Andalkan Manusia, Anies: Ini Akan Diubah

Warganet menganggap akun Transmart dan Bank Mega sebagai buzzer. Selain itu, keduanya juga disandingkan dengan kata 'cebong', sebutan lawas untuk pendukung garis keras Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sejumlah warganet yang mencuitkan #TransmartBankMegaNyebong bahkan beramai-ramai menyerukan boikot untuk Transmart dan Bank Mega.

Tak sedikit pula dari mereka yang beranggapan bahwa kedua akun tersebut secara tak langsung menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Gue kira Trans group netral, enggak tahunya jadi cebong. Boikot... boikot.... Saatnya pindah ke warung tetangga #TransmartBankMegaNyebong," tulis @HondaSupraB.

"Kalau ditinggalin sama pendukung Anies kan yang rugi kamu, nanti banyak toko yang tutup bingung #transmartbankmeganyebong," komenar @ana_kawung06.

Meski begitu, beberapa warganet juga membela akun Twitter Transmart dan Bank Mega dengan cuitan tentang anggaran lem Aibon itu.

"Pendukung Pak Anies baper, hidupnya kurang guyon. Sans aja, namanya teknik marketing #TransmartBankMegaNyebong," ungkap @kucingorenbiasa.

"Emang salah ya kalau Transmart dan Bank Mega tweet kayak gitu? Kalau menurut gue sih biasa aja, ini media sosial men terserah orang mau ngomong apa juga, lagi juga kan ini negara demokrasi, kalau orang ngomong dikit disalahin di mana letak demokrasinya? #TransmartBankMegaNyebong," tambah @rb_atuladawiyah.

Sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya Sarana mempertanyakan anggaran di pos Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk pembelian lem Aibon, yang mencapai Rp82,8 miliar.

Setelah itu, anggaran untuk keperluan lainnya seperti pulpen, influencer, hingga komputer, ikut disoroti, karena jumlahnya yang terlampau besar dan dianggap tak masuk akal.

Anies kemudian menyebutkan, ada alasan tersendiri sampai akhirnya anggaran bermasalah seperti pembelian lem aibon senilai Rp82 miliar bisa terjadi.

Dia menjelaskan, dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) atau draf sebelum KUA-PPAS, hanya tercantum nama kegiatan dan dana yang diperlukan, tidak sampai ke komponen kebutuhan.

Sebelum itu, dalam video di YouTube Pemprov DKI Jakarta, Anies telah menyoroti sejumlah usulan anggaran tersebut ketika memberikan arahan Pembahasan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS), Rabu (23/10/2019).

Ia menilai, beberapa anggaran dinilai tak wajar, misalnya pembelian bolpoin Rp645 miliar, kalkulator Rp31 miliar, dan kertas F4 Rp39 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI