Sejumlah warganet yang mencuitkan #TransmartBankMegaNyebong bahkan beramai-ramai menyerukan boikot untuk Transmart dan Bank Mega.
Tak sedikit pula dari mereka yang beranggapan bahwa kedua akun tersebut secara tak langsung menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Gue kira Trans group netral, enggak tahunya jadi cebong. Boikot... boikot.... Saatnya pindah ke warung tetangga #TransmartBankMegaNyebong," tulis @HondaSupraB.
"Kalau ditinggalin sama pendukung Anies kan yang rugi kamu, nanti banyak toko yang tutup bingung #transmartbankmeganyebong," komenar @ana_kawung06.
Baca Juga: Anies: Alumni KNPI Banyak, Mohon Dukungan untuk Selesaikan Masalah Jakarta
Meski begitu, beberapa warganet juga membela akun Twitter Transmart dan Bank Mega dengan cuitan tentang anggaran lem Aibon itu.
"Pendukung Pak Anies baper, hidupnya kurang guyon. Sans aja, namanya teknik marketing #TransmartBankMegaNyebong," ungkap @kucingorenbiasa.
"Emang salah ya kalau Transmart dan Bank Mega tweet kayak gitu? Kalau menurut gue sih biasa aja, ini media sosial men terserah orang mau ngomong apa juga, lagi juga kan ini negara demokrasi, kalau orang ngomong dikit disalahin di mana letak demokrasinya? #TransmartBankMegaNyebong," tambah @rb_atuladawiyah.
Sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya Sarana mempertanyakan anggaran di pos Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk pembelian lem Aibon, yang mencapai Rp82,8 miliar.
Setelah itu, anggaran untuk keperluan lainnya seperti pulpen, influencer, hingga komputer, ikut disoroti, karena jumlahnya yang terlampau besar dan dianggap tak masuk akal.
Baca Juga: Sistem Anggaran Buatan Ahok Masih Andalkan Manusia, Anies: Ini Akan Diubah
Anies kemudian menyebutkan, ada alasan tersendiri sampai akhirnya anggaran bermasalah seperti pembelian lem aibon senilai Rp82 miliar bisa terjadi.