5 Alasan Khadijah Istri Nabi Muhammad SAW Layak Jadi Feminis Islam Pertama

Rabu, 30 Oktober 2019 | 16:21 WIB
5 Alasan Khadijah Istri Nabi Muhammad SAW Layak Jadi Feminis Islam Pertama
Khadija bint Khuwaylid. [DW Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai tokoh feminis Islam pertama. Namanya kerap disebut dalam diskusi mengenai peran perempuan dalam Islam.

Nama lengkapnya, Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai merupakan istri pertama Nabi Muhammad.

Ia menikah dengan Nabi Muhammad SAW saat berusia 40 tahun, sementara Nabi berusia 25 tahun.

Selain fakta-fakta itu, ada hal lain yang membuat Khadijah layak disebut tokoh feminis Islam pertama. Diberitakan DW Indonesia, berikut ini 5 alasan yang dimaksud:

Baca Juga: Sambangi Ma'ruf Amin, Co Founder Tokopedia Pamer Capaian Kinerja

1. Pebisnis

Ayah Khadijah merupakan saudagar sukses dari suku Quraisy yang bermukim di Mekah. Dalam masyarakat yang didominasi kaum pria, Khadijah mewarisi keterampilan, integritas, dan keluhuran ayahnya.

Khadijah sukses meneruskan bisnis ayahnya. Ia mulai berdagang mebel, tembikar dan sutra di pusat-pusat perdagangan utama pada saat itu, dari Mekah ke Syria dan Yaman.

2. Lambang kisah cinta sejati

Kenabian Muhammad mulai sejak pernikahannya dengan Khadijah. Meskipun beda usia yang cukup signifikan, Khadijah adalah sosok istri ideal.

Baca Juga: Tiga Wilayah di DIY Gelar Pilkada, Pendaftaran Calon Independen Lebih Awal

Ketika Muhammad menerima wahyu melalui Malaikat Jibril, itu membuatnya takut, tegang dan merasa sendiri. Tidak ada seorangpun percaya pada Muhammad. Khadijah menghibur dan mendukung suaminya di masa paling sulit dalam hidupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI