Suara.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan tanggapan terhadap perusakan Stadion Gelora Bung Tomo oleh Bonek, suporter Persebaya Surabaya.
Khofifah mengunggah video kekacauan dalam stadion. Tampak pula api yang membara di pinggir lapangan dalam video tersebut.
Tak ayal, sang gubernur sedih menyaksikan perilaku warganya. Khofifah mengatakan, dibangun dengan uang rakyat, seharusnya stadion itu dirawat dengan baik.
"Jangan tanya perasaan saya melihat ini. Saya sangat sedih dan prihatin. Stadion ini dibangun pakai uang rakyat. Seharusnya dijaga, bukan dirusak," tulis akun resmi @khofifah.ip, Rabu (30/10/2019).
Baca Juga: Peringati Hari Santri, Gubernur Khofifah Ajak Santri Bangun Kedamaian Dunia
Ia juga mengingatkan para suporter supaya bisa legawa menerima kekalahan dan menjunjung tinggi sportivitas.
Di samping itu, dirinya meminta pula aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas peristiwa perusakan stadion dan menindak dalangnya.
"Kalah menang dalam pertandingan itu hal biasa. Karena yang terpenting dalam sebuah pertandingan olahraga itu adalah sportivitas. Saya meminta kepada aparat mengusut tuntas dalang aksi perusakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya ini," ungkap Khofifah.
Di akhir keterangan, ia menyatakan malu lantaran suporter sepak bola di sini masih gampang panas sampai menimbulkan kerusuhan, sementara tak lama lagi Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Malu rek, Indonesia mau jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021," tutup Khofifah.
Baca Juga: Khofifah Sebut Pemadaman Karhutla di Jatim Butuh Helikopter Water Bombing
Bonek, suporter Persebaya Surabaya, sepertinya tidak bisa menerima kenyataan pahit yang baru saja dialami tim kesayangan mereka. Menjamu PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (29/10/2019), Persebaya takluk dengan skor 2-3.
Menyusul kekalahan tersebut, suporter Persebaya mengamuk dan menyerbu ke dalam lapangan sesaat setelah peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan sang pengadil.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang mencaci para pemain Persebaya yang belum memasuki lorong ke arah kamar ganti.