Tak Cuma Indonesia, Demo Besar-besaran Terjadi di Berbagai Negara pada 2019

Rabu, 30 Oktober 2019 | 08:42 WIB
Tak Cuma Indonesia, Demo Besar-besaran Terjadi di Berbagai Negara pada 2019
Suasana kericuhan yang terjadi di sekitar gedung DPR RI, Jakarta, di pengunjung aksi unjuk rasa, Selasa (24/9/2019) sore hingga malam. [Suara.com / Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketidakadilan akibat perubahan iklim dan degradasi lingkungan makin menjadi fokus protes di sejumlah negara di Eropa pada tahun lalu.

Aktivis Pribumi yang memimpin tuduhan terhadap degradasi lingkungan diikuti oleh kemunculan kelompok-kelompok 'pembangkangan sipil' yang telah mendominasi berita utama di Inggris, hingga kemudian terjadi pula protes massa atas penanganan kebakaran hutan pemerintah di Bolivia.

Makin banyak orang turun ke jalan untuk mengungkapkan keprihatinan mereka tentang bagaimana para pemimpin merespons krisis ini.

Salah satu momen yang menonjol terjadi pada September, ketika lebih dari 7,6 juta orang mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa perubahan iklim selama satu minggu di 185 negara.

Baca Juga: Resmi Dicabut, apa yang terjadi jika RUU Ekstradisi Hong Kong disahkan ?

Protes tersebut diselenggarakan oleh Fridays for Future, sebuah gerakan yang dipimpin oleh kaum muda dan dipelopori aktivis Swedia Greta Thunberg.

Kebebasan politik

Mobilisasi dan demonstrasi besar-besaran terjadi di Barcelona dan seluruh Catalonia setelah Mahkamah Agung Spanyol menghukum 12 pemimpin dan aktivis politik Catalan.

Di India, protes telah digaungkan setelah pemerintah India membuat keputusan sepihak untuk mencabut Pasal 370 Konstitusi India yang menjamin otonomi khusus untuk Jammu & Kashmir dan membagi negara bagian itu menjadi dua wilayah serikat yang terpisah.

Hong Kong pun telah menjadi rumah bagi salah satu protes terbesar dan paling berkelanjutan terkait kebebasan politik tahun ini. Protes dimulai pada April 2019, setelah pemerintah Hong Kong mengusulkan RUU yang memungkinkan ekstradisi ke daratan Cina.

Baca Juga: Parlemen Hong Kong Resmi Batalkan RUU Ekstradisi

Jumlah orang-orang yang turun ke jalan sudah tak terhitung lagi. Pemerintah pun akhirnya membatalkan rencana untuk memperkenalkan RUU tersebut, tetapi aksi massa terus bergulir dan telah berevolusi menjadi seruan yang lebih luas terhadap perubahan, yang mencakup peninjauan sepenuhnya atas tindakan polisi dan reformasi politik untuk mengizinkan masyarakat memilih sendiri para pemimpin Hong Kong.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI