Polisi Ancam Tindak Tegas Aksi Premanisme Debt Collector

Selasa, 29 Oktober 2019 | 15:13 WIB
Polisi Ancam Tindak Tegas Aksi Premanisme Debt Collector
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi di PN Jakarta Barat. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Hengki Haryadi menegaskan, telah mengerahkan jajarannya untuk menindak segala bentuk tindakan premanisme. Dia menyebut, pihaknya akan melakukan tindakan tegas.

Pernyataan tersebut dilontarkan buntut tertangkapnya kawanan penagih utang atau debt collector yang menyekap Engkos Kosasih, Direktur Utama PT Maxima di Hotel Grand Akoya Taman Sari, Jakarta Barat.

“Jangan takut. Mereka menggunakan kekerasan kita diberikan kewenangan untuk melawan mereka. Mereka melawan, kita tindak tegas,” kata Hengki di Mapolres Metro Jakarta Barat, Selasa (29/10/2019).

Hengki menyebut, para pelaku kejahatan khususnya premanisme kerap melanggengkan segala cara saat berkasi. Bahkan, aksi premanisme kerap menimbulkan kerugian bagi para korbannya.

Baca Juga: Selain Sekap Engkos Kosasih, Penagih Utang Juga Minta Uang Tunggu Rp 5 Juta

"Umumnya para pelaku premanisme yang kita amankan menggunakan modus berbagai macam untuk melancarkan aksinya tersebut dan cenderung sangat merugikan korbanya," sambungnya.

Hengki mengimbau kepada masyarakat untuk tak segan melapor pada polisi jika terjadi tindakan premanisme. Terkhusus, ia akan memberantas aksi premanisme yang ada di wilayah Jakarta Barat.

“Kami tidak akan mundur dan terus akan memberantas aksi premanisme di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Barat. Saya imbau kepada masyarakat untuk berani melaporkan, karena pada dasarnya polisi tidak bisa bekerja sendiri,” jelas Hengki.

"Kalau ada yang masih coba-coba, akan berhadapan dengan kami. Jika melawan kami tidak segan untuk memberikan tindakan yang tegas dan akan kami sikat karena komitmen kami Jakarta Barat zero premanisme" tutupnya.

Polisi telah menetapkan 8 orang sebagai tersangka dalam kasus penyekapan terhadap Engkos Kosasih. Mereka yang dicokok pada Minggu (27/10) adalah Arie, Juarman, Moksen, Husin, Fajar, Fisal, dan Farid. Sementara, satu orang lainnya bernama Arif Boamona merupakan bos PT Hai Sua Sentosa Jaya.

Baca Juga: Melawan, Bos Penagih Utang Penyekap Engkos Kosasih Didor Polisi

Penyekapan terhadap Engkos bermula saat PT Maxima menjalin kontrak dengan Ucu Suryana, kontraktor yang menggarap proyek renovasi Hotel Grand Akoya. Kala itu, kontrak sepakat pada angka Rp 31 miliar.

Selanjutnya, Ucu memberi uang pada Engkos senilai Rp 100 juta guna keperluan surat menyurat. Berjalannya waktu, Ucu menagih uang pada Engkos lantaran proyek tersebut mangkrak.

Selanjutnya, Arif bersama tujuh anak buahnya menyambangi Hotel Grand Akoya tempat Engkos bekerja. Mereka memaksa Engkos untuk menandatangani surat penagihan utang mencapai Rp 250 juta.

Para tersangka juga menyekap dan mengawasi Engkos selama lima hari di hotel tersebut. Dalam jangka waktu tersebut, Engkos diminta untuk melunasi utang tersebut.

Dalam kasus ini, para penyekap Engkos dijerat Pasal 333 KUHP tentang perampasan kemerdekaan terhadap seseorang dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI