Suara.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) merangkul mantan menteri dan wakil menteri pertanian sebelumnya. Dia meminta izin dan dukungan untuk memajukan pertanian Indonesia.
Tentunya, eks menteri dan wamen tersebut sudah lebih banyak makan asam garam. Karena itu, Mentan SYL ingin agar mereka berbagi ilmu dan pengalaman terkait sektor pertanian selama mereka menjabat.
"Ini bagian dari silaturahmi, saya izin untuk memimpin Kementerian ini. Saya berharap dukungan dan bantuan para orang hebat di bidang pertanian pada masanya. Dan saya berharap kehadiran mereka yang akan terus bersama saya, membantu saya dalam memecahkan banyak masalah pertanian," ucap Mentan SYL dalam Tatap Muka dan Silaturrahmi dengan para mantan Menteri dan Pejabat Teras Kementerian Pertanian di Gedung PIA kantor pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Mentan dengan 244 penghargaan ini akan belajar dari senior menteri. Dia ikhlas dikoreksi dan dikritik dalam mengelola pertanian. Menurut dia, negara kuat jika pertaniannya juga kuat. Alhasil, fungsi Kementerian Pertanian luar biasa dengan kompleksitas dan dinamika yang berkembang sangat cepat.
Baca Juga: Syahrul Yasin Limpo : Komando Strategis Pertanian Segera Diaktifkan
"Kita tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama dan banyak cara-cara baru yang harus kita pelajari dikarenakan kemajuan teknologi sangat cepat, " tegasnya.
Lebih lanjut, Mentan SYL mengatakan kompleksitas masalah yang besar membuat sentralisasi strategi tidak harus di Jakarta. Kementerian pertanian tidak bisa bekerja sendiri. Ia harus bermitra dengan yang lain.
"Kementan membutuhkan kemitraan dan kerjasama bersinergi dengan kementerian lain, dengan para Gubernur, Para bupati bahkan sampai di lapangan harus bermitra dengan para Camat dan para kepala desa maupun Lurah," ungkap Syahrul.
Dalam 100 hari pertama menjabat, SYL bakal fokus membangun Sistem Komando Strategis Teknis Pertanian (Kostra Tani). Nah, di level lapangan, pengendalian dan operasionalnya dipusatkan di kecamatan, dengan keterlibatan pihak lainnya seperti TNI dan Polri.
Sementara Menteri Pertanian Indonesia periode 1992 - 1997, Sjarifuddin Baharsjah mengungkapkan kemampuan lokal dan kemampuan petani bersama peneliti tanpa banyak campur tangan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Baca Juga: Syahrul Yasin Limpo Janji Bereskan Masalah Data Luas Lahan Sawah
"Sebaiknya kita mengapresiasi kemampuan petani kita, tidak perlu diributkan dengan peraturan peraturan dan subsidinya tidak efektif," ungkapnya.