Sandy pun berharap kampanye #SenyumKarena dapat diadopsi oleh semua sekolah di Jabar. Misalnya, dengan menyediakan pojok senyum di gerbang sekolah, sehingga nantinya, semua pihak mengingat, menuliskan, dan menempel pengalaman positif sebelum memulai pembelajaran.
"Misal, papan senyum di gerbang. Sebelum masuk sekolah anak-anak membagikan pengalaman positif sebelum ke sekolah. Senyum karena apa. Semua ngisi. Yang pasti ini menjadi dorongan untuk jadi kultur sekolah," ucapnya.
Kepala Sekolah SMK Negeri 11 Kota Bandung, Anne Sukmawati menyambut baik kampanye #SenyumKarena. Dia berpendapat, kampanye tersebut dapat mengembalikan identitas masyarakat Tanah Pasundan, yakni someah.
"Banyak orang menilai bahwa hard skill itu sangat penting. Memang betul begitu, tapi tidak boleh lupa bahwa soft skill juga penting dan itu dimulai dari senyum. Ini sebuah kampanye yang luar bias karena semua dimulai dengan senyum," kata Anne.
Baca Juga: Ridwan Kamil : Pemuda harus Jadi Benteng dan Teladan di Era Digital
Selain menyediakan pojok senyum, kata Anne, pihaknya akan memilih warga SMK Negeri 11 Kota Bandung untuk menularkan kampanye tersebut kepada semua elemen. Dia pun berencana menjadikan pojok senyum sebagai tempat swafoto.
"Anak-anak sekarang suka selfie (swafoto). Nanti pojok itu dipakai oleh anak-anak untuk tersenyum dan mereka akan mengunggahnya ke media sosial. Pojok itu bisa menjadi semacam pengingat," katanya.
Ketua OSIS SMK Negeri 11 Kota Bandung Rani Maharani menyambut baik rencana tersebut. Menurut dia, kampanye #SenyumKarena, selain dapat menciptakan kenyamanan saat berada di sekolah, bisa meningkatkan kreativitas siswa-siswanya.
"Kalau saya sendiri, program ini bisa buat siswa di SMK 11 sendiri untuk meningkatkan kreativitas. Dengan menebar pengalaman positif dan aura positif, siswa akan lebih nyaman dan tenang saat berada di sekolah," katanya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Promosi Investasi Jabar dan Rangkum Keluhan Investor